Rabu, 19 Februari 2014

PROSES - PROSES SOSIAL

PROSES – PROSES SOSIAL
Proses sosial adalah cara – cara berhubungan yang di lihat jika individu dan kelompok sosial saling bertemu dan menentukan sistem serta bentuk – bentuk hubungan tersebut atau apa yang akan terjadi apabila ada perubahan yang menyebabkan goyahnya pola – pola kehidupan yang telah ada. Proses sosial juga dapat diartikan sebagai pengaruh timbal balik antar pelbagai segi kehidupan bersama atau di dalam kehidupan sosial, misalnya saling memengaruhi antara sosial dan politik, politik dan ekonomi, ekonomi dan hukum, dan seterusnya.
Ada dua hal yang berkaitan dengan tindakan manusia di dalam realitas sosial, di antaranya :
1.      Tindakan tersebut merupakan respons atau tindakan  manusia lain.
2.      Tindakan manusia yang menimbulkan respons dari pihak lain.

Jika  dirumuskan proses sosial dapat digambarkan dalam pola :
RESPONS + TINDAKAN + RESPONS = PRODUK TINDAKAN

            Sedangkan para ahli sosiologi lebih sering menggunakan istilah interaksi sosial. Interaksi sosial merupakan hubungan antar manusia yang sifat dari hubungan tersebut adalah dinamis artinya hubungan itu tidak statis, selalu mengalami dinamika. Kemungkinan yang muncul ketika satu manusia berhubungan dengan manusia lainnya adalah :
·         Hubungan antara individu satu dan individu lainnnya ;
·         Individu dan kelompok;
·         Kelompok dan kelompok.

Interaksi sosial terjadi jika dua orang bertemu, kemudian ia saling bertegur sapa, berjabat-tangan, saling berbicara, bahkan sampai terjadi perkelahian, pertengkaran, dan sebagainnya. Interaksi  sendiri sebenarnya berasal dari kata “antar” dan “ aksi” yaitu “aksi” dan “reaksi”
            Interaksi sosial merupakan hubungan – hubungan sosial yang dinamis yang menyangkut hubungan antara orang – orang perorangan, antara kelompok – kelompok manusia, maupun antara orang perorangan dan kelompok manusia. Interaksi sosial antar kelompok tersebut sebagai suatu kesatuan dan biasanya tidak menyangkut pribadi anggota – anggotanya.

                                                                                                                                                    2
            Interaksi sosial hanya berlangsung antara pihak – pihak jika terjadi reaksi terhadap dua belah pihak. Interaksi sosial tak akan mungkin terjadi apabila manusia mengadakan hubungan yang langsung dengan sesuatu yang sama sekali tidak berpengaruh terhadap sistem sarafnya, sebagai akibat hubungan termaksud.
            Maka, indikator (tolak ukur) dari interaksi sosial adalah adanya aksi dan reaksi, walaupun dua orang saling menegur, atau saling berjabat tangan atau tidak tukar – menukar tanda. Interaksi sosial juga terjadi walaupun dua orang saling bertemu tersebut tidak saling berbicara atau tukar – menukar informasi.
Dengan tolak ukur tersebut dapat disimpulkan bahwa terjadinya interaksi sosial adalah adanya kesadaran masing – masing pihak sehingga dari kesadaran tersebut menyebabkan adanya perubahan – perubahan di antara mereka seperti reaksi terhadap bau keringat, bau farfum atau kesan tentang di luar dirinya terdapat orang lain.
Jika interaksi sosial yang terjadi tetap mendasarkan pada nilai – nilai dan norma – norma yang berlaku maka interaksi dapat dikatakan normal, atau sebaliknya jika interaksi sosial sudah tidak mendasarkan diri pada nilai dan norma yang berlaku di dalam masyarakat maka interaksi sosial dapat dikatakan tidak normal.
Agar dapat dikategorikan sebagai bentuk interaksi, maka hubungan timbal balik antar manusia tersebut harus memiliki kriteria tertentu, yaitu :
a.       Harus ada pelaku yang jumlahnya lebih dari satu. Kriteria ini merupakan prasyarat mutlak sebab tidak akan mungkin terjadi aksi dan reaksi dari tindakan manusia jika tidak ada teman atau lawan yang terlibat dalam proses tersebut.
b.      Ada komunikasi antarpelaku dengan menggunakan simbo – simbol. Yang dimaksud dengan simbol – simbol dalam hal ini adalah benda, bunyi, gerak, atau tulisan yang memiliki arti.
c.       Ada dimensi waktu (yaitu, lampau, kini dan mendatang) yang menentukan sifat aksi yang sedang berlangsung.
d.      Ada tujuan – tujuan tertentu, terlepas dari sama atau tidaknya tujuan tersebut dengan yang diperkirakan pengamat.

UNSUR – UNSUR DALAM INTERAKSI SOSIAL
A.    Tindakan Sosial
Para ahli sosiologi memahami tindakan manusia dari sudut pandangan perilakunya. Tindakan manusia dipahami sebagai perbuatan perilaku atau aksi yang dilakukan oleh manusia untuk mencapai tujuan tertentu. Tindakan manusia sebenarnya tidak jauh dari aktivitas yang saling memberikan aksi dan interaksi.
Tindakan manusia diberikan dalam dua macam, yaitu ;
                                                                                                                                             3
1.      Tindakan yang terorganisasi artinya tindakan yang dilatarbelakangi oleh seperangkat kesadaran sehingga apa yang dilakukannya tersebut didorong oleh tingkat kesadaran yang berasal dari dalam dirinya.
2.      Tindakan yang dilakukan tanpa kesadaran, yaitu tindakan refleks yang tidak dikategorikan sebagai tindakan sosial, sebab tindakan itu tidak terorganisasi melalui kesadaran diri. Seseorang ketika merasa sakit mendadak mengatakan aduh, latah, dan sebagainya, maka tindakan itu dikelompokan sebagai tindakan tidak terorganisasi.

Tindakan terorganisasi merupakan tindakan yang terkoordinasi oleh kesadaran (pusat saraf otak), sehingga memunculkan aktivitas organ tubuh.
Beberapa hal yang mempengaruhi proses terbentuknya tindakan terorganisasi manusia di antaranya :
1.      Imitasi

Imitasi merupakan tindakan manusia untuk meniru tingkah pekerti orang lain yang berada di sekitarnya. Imitasi banyak dipengaruhi oleh tingkat jangkauan indranya, yaitu sebatas yang dilihat, didengar dan dirasakan
2.      Sugesti

Dalam studi ilmu – ilmu sosial, sugesti dapat dirumuskan sebagai proses dimana seseorang menerima suatu cara penglihatan atau pedoman – pedoman tingkah laku dari orang lain tanpa kritik terlebih dahulu. Bentuk kelainan jiwa ini semata – mata dipengaruhi beberapa hal seperti :
1.      Hambatan berpikir. Hambatan berpikir terjadi ketika hubungan di mana seseorang memberi sugesti bersikap over pandangan sehingga orang yang dikenainya tidak di beri pertimbangan - pertimbangan atau berpikir kritis.

2.      Keadaan pikiran seseorang terpecah  - pecah ketika di dlam pikirannnya mengalami kelelahan atau sedang mengalami kebingungan karena mengalami kesulitan - kesulitan  sehingga dengan kelelahan pemikiran yang dialaminya ia tidak bisa berpikir.

3.      Otoritas. Kecenderungan seseorang atau sekelompok orang menerima pandangan – pandangan atau sikap – sikap tertentu karena sikap dan pandangan tersebut berasal dari orang yang dianggap ahli, maka orang yang dianggap ahli adalah pihak memiliki otoritas.

4.      Mayoritas. Dalam hal ini seseorang atau sekelompok orang akan menerima saja sikap atau pandangan tersebut.

5.      Will of believe, dalam diri orang yang menerima sugesti tersebut telah ada kesediaan untuk lebih menyadari atau lebih meyakini akan hal yang disugestikan.
                                                                                                                                                    4
3.      Identifikasi

Identifikasi timbul ketika seseorang mulai sadar bahwa di dalam kehidupan ini ada norma – norma atau peraturan – peraturan yang harus dipenuhi, dipelajari atau ditaatinya. Seseorang anak yang belum mengetahui tentang pedoman tata kelakuan yang boleh dan tidak boleh dilakukan. Ketika melakukan suatu tindakan, kemudian ditegur oleh orang yang lebih dewasa maka ia akan menyimpulkan bahwa tindakan tersebut tidak boleh, sebaliknya jika yang ia lakukan tidak ditegur atau bahkan diberikan pujian ia akan menyimpulkan bahwa yang ia lakukan adalah sesuatu yang diperbolehkan.
4.      Simpati

Yang di maksud dengan simpati adalah faktor tertariknya seseorang atau sekelompok orang terhadap orang atau kelompok orang yang lain. Faktor simpati muncul bukan dari pemikiran yang logis rasional tetapi berdasarkan penilaian perasaan, sebagaimana dalam proses identifikasi. Simpati tidak sama dengan identifikasi sebab simpati di dorong ingin mengerti dan ingin kerja sama dengan orang lain. Adapun identifikasi lebih didorong oleh keinginanan mengikuti jejaknya, ingin mencontoh,ingin belajar dari orang lain yang dianggap ideal.

TIPE – TIPE TINDAKAN SOSIAL
  Tindakan sosial merupakan tindakan yang berhubungan dengan orang lain baik antar individual atau antar kelompok.
 Jika dilihat dari tekanan, cara dan tujuan tindakan sosial tersebut dilakukan, maka tindakan sosial dapat dibedakan menjadi empat macam, yaitu :
1.      Tindakan sosial rasional instrumental. Tindakan yang memperhitungkan kesesuaian antara cara dan tujuan yang dengan  mempertimbangkan efisiensi dan efektivitas (kemudahan dan kehematan) dari sejumlah pilihan tindakan, maka tindakan tersebut dikategorikan sebagai tindakan sosial rasional instrumental. Misalnya, seorang mahasiswa berdana terbatas yang dihadapkan kepada pilihan membeli buku referensi atau pakaian.
2.      Tindakan sosial berorientasi nilai. Tindakan ini selalu didasarkan pada nilai – nilai dasar yang berlaku di dalam masyarakat. Pelaku atau subjek yang melakukan tindakan tidak mempermasalahkan tujuan dan tindakannya tetapi lebih mempermasalahkan cara – cara tindakan tersebut. Seorang penganut islam yang “taat”pada hukum islam ketika meminjamkan sejumlah uang kepada orang lain tidak akan mau menarik bunga pinjaman walaupun para  teknokrat menganggap jumlah uang yang dipinjamkan merupakan investasi yang boleh – boleh saja pihak yang meminjamkan uang menarik keuntungan dari investasi yang ia tanamkan.


                                                                                                                                        5
3.      Tindakan sosial tradisional. Tindakan sosial ini tidak memperhitungkan aspek rasional atau perhitungan – perhitungan tertentu tetapi lebih menekankan pada aspek kebiasaan  kebiasaan atau adat istiadat yang berlaku dalam masyarakat. Kebiasan masyarakat jawa melakukan upacara sedekah bumi setiap tahun merupakan tindakan yang pertimbangannnya yaitu faktor kebiasaan. Akan tetapi, tindakan tradisional dilakukan menurut cara yang diwariskan oleh generasi terdahulu, sedangkan tindakan yang berorientasi nilai lebih menekankan pada nilai – nilai yang dijunjung tinggi oleh masyarakat.
4.      Tindakan sosial afektif. Tindakan sosial afektif adalah tindakan yang dilakukan oleh seorang atau sekelompok orang berdasarkan perasaan (afeksi) atau emosi. Masyarakat memberikan sumbangan uang recehan kepada Prita Mulyasari yang di tuntut oleh Rumah Sakit Omny Internasional karena dianggap mencemarkan nama baik RS tersebut, sedangkan simpati masyarakat tersebut dilatarbelakangi oleh tindakan Prita yang sebatas curhat akibat pelayanan pihak RS yang tidak adil.

KONTAK SOSIAL
            Kontak berasal dari bahasa Latin cum atau con yang artinya “bersama-sama” dan tangere yang artinya “menyentuh”. Dengan demikian, istilah kontak akan terkait dengan terminasi sosial, sehingga menjadi kontak sosial. Dalam terminasi (istilah) sosiologi kontak sosial akan terjadi jika seseorang atau sekelompok orang mengadakan hubungan dengan pihak lain tidak harus dalam bentuk sentuhan-sentuhan fisik. Kontak sosial dapat terjadi melalui gejala-gejala sosial seperti berbicara dengan orang lain baik secara berhadap-hadapan ataupun melalui pesawat telepon, membaca surat, saling mengirimkan informasi melalui email, bertanding seni bela diri, mubalig sedang berceramah di depan publik (khalayak) dan lain-lain. Dengan demikian, Kontak sosial adalah aksi individu atau kelompok dalam bentuk isyarat yang memiliki arti (makna) bagi si pelaku, dan si penerima membalas aksi tersebut dengan reaksi. 
Macam-macam Kontak Sosial
Dilihat dari caranya, kontak sosial dibagi menjadi dua, yaitu :
1.      Kontak sosial langsung, yaitu hubungan timbal balik antar-individu maupun antar kelompok terjadi secara fisik, seperti : berbicara, tersenyum, bahasa tubuh (isyarat), berbagai aksi lainnya seperti memukul dan sebagainya.
2.      Kontak sosial tak langsung, yaitu kontak yang terjadi melalui mediator (perantara) seperti melalui surat kabar, radio, televisi, telegram, email, dan lain-lain. Contoh : acara atensi interaktif di radio-radio, dialog interaktif melalui televisi dan sebagainya.
Jika dilihat dari sifatnya, kontak sosial dibagi menjadi tiga, yaitu :
1.      Kontak sosial antar individu dan individu.
2.      Kontak sosial antar individu dan kelompok.
3.      Kontak sosial antar kelompok dan kelompok.

                                                                                                                                        6
Jika dilihat dari bentuknya, kontak sosial dibagi menjadi dua yaitu :
1.      Kontak sosial positif. Kontak sosial dapat dikatakan positif jika bentuk hubungan sosial tersebut mengarah pada pola – pola kerjasama.
2.      Kontak sosilal negatif. Kontak sosial dapat dikatakan negatif jika bentuk hubungan yang terjadi mengarah pada pertentangan yang berakibat pada putusnya interaksi, seperti hubungan dua orang sebagai akibat persengketaan yang dipicu oleh suatu persoalan hingga akhirnya kedua belah pihak memutuskan hubungan.
Jika di lihat dari tingkat hubungannya, kontak sosial dapat di bedakan menjadi dua, yaitu :
1.      Kontak sosial primer. Artinya, jika seseorang atau sekelompok orang mengadakan hubungan langsung bertemu atau bertatap muka secara langsung, seperti saling berjabat tangan, bercakap – cakap secara berhadap – hadapan, saling tersenyum dan sebagainya.
2.      Kontak sosial sekunder. Artinya, jika bentuk hubungan sosial yang terjadi baik antar individu maupun antar kelompok tidak terjadi secara langsung tetapi dengan menggunakan perantara (mediator).

KOMUNIKASI SOSIAL
            Adapun komunikasi merupakan aksi antara dua pihak atau lebih yang melakukan hubungan dalam bentuk saling memberikan tafsiran atas pesan yang disampaikan oleh masing – masing pihak.
Komunikasi dan kontak sosial sangat mirip. Akan tetapi perlu diketahui bahwa kontak belum tentu berati komuniksi, sebab dalam komunikasi diperlukan adanya pemahaman makna atas pesan dan tujuan yang disampaikan oleh masing – masing pihak yang melakukan komunikasi.
            Komunikasi dapat diartikan sebagai proses saling memberikan tafsiran kepada / dari antar pihak yang sedang melakukan hubungan dan melalui tafsiran tersebut pihak – pihak yang saling berhubungan mewujudkan perilaku sebagai reaksi atas maksud atau pesan yang disampaikan oleh pihak lain tersebut.
Sifat-sifat komunikasi:
1.      Komunikasi positif. Komunikasi dapat dikatakan positif jika pihak-pihak yang melakukan komunikasi ini terjalin kerjasama sebagai akibat kedua belah pihak saling memahami maksud atau pesan yang disampaikannya.
2.      Komunikasi negatif. Komunikasi dapat dikatakan negatif jika pihak-pihak yang melakukan komunikasi tersebut tidak saling mengerti atau salah paham maksud mansing-masing pihak sehingga tidak menghasilkan kerjasama, tetapi justru sebaliknya, yaitu menghasilkan pertentangan diantara keduannya.


                                                                                                                                        7
BENTUK-BENTUK PROSES SOSIAL
            Didalam kajian sosiologi, proses sosial secara garis besar dibagi dalam dua bentuk, yaitu :
1.      Proses sosial asosiatif
2.      Proses sosial disasosiatif.
Adapun proses sosial yang asosiatif dibagi kedalam tiga macam, yaitu:
1.      Kerjasama (co-opration)
2.      Akomodasi (ac-comodation)
3.      Asimilasi (asimilation)
Sedangkan proses sosial disasosiatif dibagi  lagi kedalam tiga bentuk, yaitu :
1.      Persaingan (competition)
2.      Kontravensi (contavention)
3.      Pertentangan atau pertikaan (conflic)
PROSES SOSIAL ASOSIATIF
            Proses sosial yang asosiatif adalah proses sosial yang di dalam realita sosial anggota-anggota masyarakatnya dalam keadaan harmoni yang mengarah pada pola-pola kerjasama. Harmoni sosial ini menciptakan kondisi sosial yang teratur atau disebut social order.
A.    Kerja sama (Co-operation)
Kerja sama dapat terjadi karena didorong oleh kesamaan tujuan atau manfaat yang akan diperoleh dalam kelompok tersebut. Kerjasama timbul jika orang menyadari bahwa mereka mempunyai kepentingan yang sama dan pada saat yang bersamaan mempunyai cukup pengetahuan dan pengendalian terhadap diri sendiri untuk memenuhi kepentingan ini melalui kerjasama.
Bentuk kerjasama dibedakan menjadi tiga macam, yaitu :
1.      Bargaining process (proses tawar menawar), yaitu pelaksanaan perjanjian tentang pertukaran barang-barang dan jasa antara dua organisasi atau lebih, atau dalam pengertian lain tawar-menawar dapat diartikan sebagai perjanjian yang dilakukan antara dua atau lebih organisasi.
2.      Co-optation (kooptasi), yaitu proses menerima unsur-unsur baru dalam kepemimpinan atau pelaksanaan politik dalam suatu organisasi, sebagai salah satu cara untuk menghindari terjadinya kegoncangan dalam stabilitas organisasi yang bersangkutan.
3.      Coalition (koalisi) yaitu, kombinasi antara dua organisasi atau lebih yang mempunyai tujuan yang sama. Membentuk pemerintahan yang disebut pemerintahan koalisi


                                                                                                                            8
B.     Akomodasi (Accomodation)
Akomodasi merupakan upaya untuk mencapai penyelesaian dari suatu pertikaian atau konflik oleh pihak-pihak yang bertikai yang mengarah pada kondisi atau keadaan selesainya suatu konflik atau pertikaian tersebut.
Bentuk – bentuk akomodasi di antaranya ;
1.      Coercoin. Merupakan proses akomodasi yang proses pelaksanaannya dilakukan dengan paksaan atau dengan kekerasan. Biasanya proses ini akan berjalan jika salah satu pihak yang bertikai memiliki kedudukan yang lebih kuat, sedangkan pihak lain keadaannya lemah.
2.      Compromise. Merupakan proses akomodasi dimana pihak – pihak yang bertikai saling mengurangi tuntutan yang menjadi sumber ketegangan untuk mencapai penyelesain terhadap suatu perselisihan.
3.      Arbitration. Yaitu usaha untuk kompromi dari pihak – pihak yang bertikai tidak tercapai penyelesaian, maka hadir pihak ke tiga untuk menengahi persoalan pertkaian diantara mereka.
4.      Mediation yaitu penyelesaian pertikaian antara dua kelompok atau lebih yang kedua belah pihak tidak sanggup mencapai kesepakatan sehingga kedua belah pihak yang bertikai menghadirkan pihak ketiga.
5.      Consiliation. Yaitu usaha untuk mempertemukan keinginan pihak – pihak yang saling bertikai guna mencapai persetujuan bersama.
6.      Toleration. Yaitu salah satu bentuk akomodasi yang tidak di rencanakan sehingga terjadi dengan sendirinya,sebab tiap – tiap orang memiliki karakter untuk sedapat mungkin menghindari perselisihan.
7.      Stalemate. Yaitu salah satu bentuk akomodasi dimana pihak – pihak yang berselisih mempunyai kekuatan yang imbang sehingga berhenti dengan sendirinya.
8.      Adjudication. Merupakan salah satu bentuk akomodasi dengan cara menyelesaikan perkara lewat pengadilan oleh pihak – pihak yang saling bertikai.

Adapun akomodasi sendiri memiliki beberapa tujuan,diantaranya :
1.      Mengurangi perbedaan faham ,pertentangan politik , atau permusuhan antar kelompok seperti Suku,Ras , dan kelompok kepentingan lain .
2.      Mencegah terjadinya ledakan konflikyang berupa benturan antara kelompok , seperti perang,perpecahan yang mengarah pada disintegrasi sosial.
3.      Menyatukan dua kelompok atau lebih yang terpisah – pisah untuk mencapai persatuan dan kesatuan,sebagaimana di negara Indonesia yang menggunakan lambang Bhineka Tunggal Ika sebagai langkah ideologi untuk mempersatukan kelompok masyarakat yang majemuk.
4.      Mengupayakan terjadinya proses pembaharuan antarsuku, etnis atau ras ,antar agama , antar golongan dan sebagaimananya sehingga mengarah pada proses terjadi asimilasi.

                                                                                                                                                    9
C.    Asimilasi (Asimilation)
Asimilasi merupakan proses sosial yang di tandai oleh adanya upaya – upaya menggurangi perbedaan – perbedaan yang terdapat diantara orang perorangan atau antar kelompok sosial yang diikuti pula usaha – usaha untuk mencapai kesatuan tindakan,sikap,dan proses – proses mental dengan memperhatikan kepentingan bersama.
Syarat Asimilasi yaitu :
1.      Kelompok manusia yang berbeda kebudayaannya.
2.      Orang perorangan sebagai warga kelompok tadi saling bergaul secara langsung dan intensif untuk waktu yang lama.
3.      Kebudayaan dari kelompok manusia tersebut masing-masing berubah dan saling menyesuaikan diri.

Faktor-faktor yang mempermudah bagi jalannya asimilasi di antaranya:
1.      Toleransi. Toleransi merupakan sikap dan tindakan yang saling memberikan peluang atau kesempatan kepada pihak lain untuk melakukan sesuatu, sehingga benih-benih pertentangan antar-individu atau antar-kelompok dapat dicegah.
2.      Kesempatan-kesempatan di bidang ekonomi yang seimbang.
3.      Suatu sikap menghargai orang asing dan kebudayaannya.
4.      Sikap terbuka dari golongan yang berkuasa dalam masyarakat.
5.      Persamaan dalam unsur-unsur kebudayaan.
6.      Perkawinan campuran (amalgamation).
7.      Adanya musuh bersama dari luar, Yang disebut musuh bersama adalah kekuatan yang bersifat mengancam kehidupan antar kelompok yang semula berpencar.
Faktor-faktor yang menjadi penghalang bagi terjadinya asimilasi adalah :
1.      Terisolasinya golongan tertentu di dalam masyarakat (biasanya golongan minoritas).
2.      Kurangnya pengetahuan tentang kebudayaan yang di hadapi, sehingga dengan pengetahuan yang kurang akan menimbulkan salah mengerti terhadap kebudayaan kelompok lain.
3.      Perasaan takut terhadap kekuatan suatu kebudayaan yang di hadapi.
4.      Perasaan kebudayaan golongan tertentu merasa lebih tinggi dari pada kebudayaan kelompok lain,
5.      Perbedaan rasial. Yang dimaksud dengan perbedaan ras adalah perasaan di mana ras tertentu merasa lebih tinggi di banding dengan ras lain.
6.      Perasaan kekelompokkan yang kuat (in group feeling).
7.      Golongan minoritas mengalami gangguan dari golongan penguasa.
8.      Perbedaan kepentingan. Perbedaan kepentingan biasanya melahirkan sikap dan tindakan yang berbeda-beda yang perbedaan itu sukar sekali dicapai pembauran.
                                                                                                                                                  10
PROSES SOSIAL DISASOSIATIF
            Proses sosial disasosiatif ialah keadaan realitas sosial dalam keadaan diharmoni sebagai akibat adanya pertentangan  antar-anggota masyarakat.
A.    Persaingan (Competition)
Persaingan merupakan proses sosial di mana orang perorangan atau kelompok manusia yang terlibat dalam proses tersebut saling berebut untuk mencari keuntungan melalui bidang-bidang kehidupan yang pada masa tertentu menjadi pusat perhatian publik (khalayak) dengan cara menarik perhatian publik atau dengan  mempertajam prasangka yang telah ada, tanpa menggunakan ancaman atau kekerasan.
Beberapa bentuk persaingan, yaitu :
1.      Persaingan di bidang ekonomi. Persaingan ini terjadi sebagai akibat dari keterbatasan jumlah benda-benda pemuas kebutuhan manusia, sementara banyak pihak yang saling membutuhkannya.
2.      Persaingan di bidang kebuyaan.
3.      Persaingan untuk mencapai kedudukan dan peranan tertentu dalam masyarakat. Persaingan dalam bentuk ini sering terjadi dalam instansi-instansi tertentu yang masing-masing pihak ingin merebut posisi jabatan teratas.
4.      Persaingan rasial. Persaingan ras dilatarbelakangi oleh sikap ras tertentu untuk mendominasi (menguasai) wilayah-wilayah tertentu, sebagaimana dalam Perang Dunia II Partai Nazi Jerman yang didominasi ras Aria ingin menguasai dunia dengan melakukan ekspansi ke berbagai wilayah negara-negara Asia Afrika.
Persaingan dalam batas-batas tertentu dapat mempunyai fungsi di antaranya :
1.      Sebagai alat untuk mengadakan seleksi sosial.
2.      Untuk menyaring warga atau golongan yang akhirnya menghasilkan pembagian kerja yang efektif.

B.     Kontravensi (Contravention)
Kontravensi merupakan proses sosial yang berada di antara persaingan dengan pertentangan atau pertikaian yang ditandai oleh gejala-gejala adanya ketidakpastian tentang diri seseorang atau rencana dan perasaan tidak suka yang disembunyikan, kebencian atau keraguan terhadap kepribadian seseorang.
Menurut Leopold von Wiese dan Howard Becker, ada lima hal dalam kontravensi yang mencakup :
1.      Proses umum kontravensi meliputi perbuatan, seperti penolakan, menghalang-halangi, perlawanan, perbuatan, keengganan, gangguan-gangguan, perbuatan kekerasan protes, dan perbuatan mengacaukan rencana pihak lain.
2.      Bentuk-bentuk kontravensi yang sederhana.
                                                                                                                                                  11
3.      Bentuk-bentuk kontravensi yang intensif, seperti penghasutan, menyebarkan isu-isu, mengecewakan pihak lain dan sebagainya.
4.      Kontravensi yang bersifat rahasia
5.      Kontravensi yang bersifat taktis, seperti mengejutkan pihak lawan, menggangu atau membingungkan pihak lain, umumnya kampanye pemilu, dimana partai-partai politik saling berebut kedudukan dalam suatu pemerintahan.

Tipe-tipe kontravensi di antaranya :
1.      Kontravensi antargolongan dalam suatu masyarakat.
2.      Antagonisme keagamaan
3.      Kontravensi intelektual. Kontravensi intelektual dilandasi oleh sikap memandang rendah dari golongan terdidik terhadap golongan yang tidak memiliki kesempatan meraih pendidikan.
4.      Oposisi moral.

C.    Pertentangan atau Pertikaian (Conflict)
Konflik merupakan proses sosial di mana masing-masing pihak yang berinteraksi berusaha untuk saling menghancurkan, menyingkirkan, mengalahkan karena berbagai alasan seperti rasa benci atau rasa permusuhan. Adapun akar permasalahan atau sebab musabab konflik diantaranya : Pertama, perbedaan antar-perorangan atau antar kelompok.
 Kedua, perbedaan kebudayaan yang berpengaruh pada perbedaan kepribadian seseorang atau kelompok sebab karakter kebudayaan akan berpengaruh dalam membentuk karakter kepribadian manusia dalam kehidupan sosialnya.
Ketiga, bentrokan antar-kepentingan, Bentrokan atau benturan kepentingan ini berlatar belakang dari pertentangan.
Keempat, perubahan-perubahan sosial yang meliputi perubahan nilai-nilai dan norma-norma sosial.
Bentuk-bentuk Pertentangan
Bentuk-bentuk pertentangan di antaranya : Pertama : pertentangan pribadi. Yang dilatarbelakangi oleh sikap atau penilaian masing-masing individu terhadap kepribadian orang lain.
Kedua, pertentangan rasial, yang banyak didominasi oleh pertentangan antara ras kulit putih yang selalu menganggap rasnya superior dan ras kulit hitam yang selalu ditempatkan atau diposisikan sebagai ras inferior (ras bawah).
                                                                                                                                      12
Ketiga, pertentangan antarkelas sosial.
Keempat, pertentangan antargolongan atau antar-kekuatan politik.
Kelima, pertentangan internasional, yang dipicu oleh keinginan berkuasa antarbangsa dalam peraturan politik internasional, yang ujung-ujungnya adalah persaingan dan perebutan keuntungan dalam segala transaksi internasional.

AKIBAT KONFLIK SOSIAL
Secara garis besar, sosiologi membedakan tiga macam akibat pertentangan, di antaranya adalah ; Pertama, bertambahnya solidaritas kelompok (in group feeling) atau goyah atau retaknya suatu kelompok.
Kedua, perubahan kepribadian seseorang.
Ketiga, hancurnya harta benda atau korban manusia, jika pertentangan yang terjadi tidak berhasil diselesaikan sehingga berujung pada tindakan kekerasan antar-individu atau antar kelompok sosial.
            Keempat, akomodasi, dominasi, dan takluknya salah satu pihak, yang secara kasat mata dapat dilihat pada invasi Amerika Serikat.

PRODUK DARI INTERAKSI SOSIAL
Interaksi sosial merupakan hubungan timbal balik antarmanusia dalam kehidupan sosial. Adapun manusia sebagai insan individu masing-masing memiliki karakter dan kepribadian yang berbeda. Akan tetapi hal yang tidak dapat dihindari oleh setiap individu adalah tidak ada satu pun individu yang memiliki kemampuan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya tanpa hidup dalam kelompok.
            Interaksi sosial merupakan hubungan antartimbal balik antar manusia dalam kehidupan sosial yang di dorong oleh motif-motif internal, yaitu kepentingan dan tujuan. Dengan beragamnya  kepentingan dan tujuan  masing-masing individu, maka akan lahir pola-pola interaksi sosial, yaitu : pertama, pola-pola hubungan sosial yang melahirkan pertentangan antar-individu maupun antar kelompok. Yang melatarbelakangi adanya pertentangan adalah adanya perbedaan kepentingan dan tujuan yang oleh masing-masing pihak ingin dicapai. Proses sosial yang demikian akan menghasilkan interaksi sosial yang bersifat disasosiatif.
            Kedua, pola-pola hubungan sosial yang melahirkan kerja sama antar-individu maupun antar kelompok. Hal ini dilatarbelakangi oleh sifat manusia sebagai makhluk sosial yang antara satu dengan lainnya terdapat pola-pola hubungan yang bersifat komplementer (saling membutuhkan)

                                                                                                                                                  13
Bentuk proses sosial yang demikian ini disebut interaksi sosial asosiatif.
Dengan demikian, produk dari interaksi sosial adalah nilai-nilai sosial, norma, sosial dan lembaga sosial.
Beberapa produk interaksi sosial di antaranya :

A.    Keteraturan Sosial (Social Order) dan Ketidakteraturan Sosial (Social Disorder)

Tertib sosial, keteraturan sosial (social order) merupakan suatu kondisi sosial di mana masing-masing anggota masyarakat dalam kehidupannya mengikuti norma-norma sosial yang berlaku didalam kelompok sosial tersebut. Apabila kehidupan sosial telah berjalan berdasarkan norma – norma sosial yang berlaku maka nilai – nalai sosial akan terwujud.
Untuk mencapai tujuan dalam kehidupan sosial maka ada beberapa unsur yang mendukung keteraturan sosial ,diantaranya :
1.      Tertib sosial itu sendiri .
Kehidupan sosial akan mencapai ketertiban jika antara nilai – nilai sosial dan norma – norma sosial sudah terdapat keselarasan.Ketertiban sosial yang dicapai dapat di ukur melalui beberapa indikator, yaitu:
1.      Adanya sistem nilai dan norma yang jelas
2.      Masing – masing anggota masyarakat mengetahui dan memahami norma – norma dan nilai – nilai sosial yang berlaku .
3.      Masing – masing individu dalam masyarakat menyesuaikan tindakan – tindakan dengan norma dan nilai yang berlaku .

2.      Order
Dalam sosiologi order akan menjadi (sosial order ) yang berwujud suatu pengertian system dimana tatanan norma dan nilai sosial yang ada dalam kehidupan sosial tersebut di patuhi,di jadikan pedoman oleh masyarakat.

3.      Keajekan.
Dalam konsep lain disebut kontinuitas (continuity) merujuk pada keadaan sosial dalam kondisi keteraturan secara berkesinambungan. Dengan demikian tolak ukur dari keteraturan sosial itu bukan secara sporadis (sementara).

4.       Pola
      Yang dimaksud dengan poladalam hal ini adalah mekanisme atau cara dari proses interaksi sosial tersebut berlangsung didalam kehidupan sosial.







                                                                                                                                14
B.     Kelompok – kelompok Sosial (Social Group)

1.      Kelompok Sosial yang Teratur
      Dalam konsep sosiologi, kelompok sosial diartikan sebagai himpunan atau kesatuan-kesatuan manusia yang hidup bersama, oleh karena adanya hubungan di antara mereka.
Ada beberapa persyaratan berhimpunya manusia di suatu tempat untuk dianggap sebagai kelompok sosial .    
Beberapa persyaratan ini, antara lain :
a)      Ada kesadaran bagi setiap anggota kelompok tersebut bahwa ia adalah bagian dari kelompok yang bersangkutan.
b)      Ada hubungan timbal balik antara anggota yang satu dan anggota lainnya.
c)      Terdapat faktor yang dimiliki bersama oleh anggota-anggota kelompok itu, sehingga hubungan antara mereka bertambah erat.
d)     Berstruktur, berkaidah, dan mempunyai pola perilaku.

Adapun faktor yang membentuk kelompok sosial dapat dilihat dari pengaruh-pengaruh :
1)      Hubungan kedekatan. Hubungan kedekatan akan terkait dengan faktor geografis.
2)      Adanya kesamaan. Selain hubungan kedekatan secara fisik, terdapat faktor kesamaan antar mereka yang menyebabkan timbulnya rasa keanggotaan.

Macam-macam kelompok sosial yang teratur, yaitu:
1)      In group dan out group  (kelompok orang dalam dan kelompok orang luar).
2)      Primary group dan secondary group (kelompok primer dan kelompok sekunder)

2.      Kelompok Sosial yang Tidak Teratur
a)      Kerumunan (Crowd)
Yang dimaksud dengan kelompok sosial yang tidak adalah kumpulan individu-individu yang secara kebetulan berhimpun dalam suatu tempat dalam waktu yang bersamaan, seperti massa kampanye yang berkumpul di suatu tempat untuk mendengar kandidat politik berorasi (pidato), atau masa yang kumpul di suatu tempat sedang menonton layar tancap, massa yang sedang berkumpul melakukan demonstrasi, dan sebagainya.
Untuk kelompok sosial yang tidak teratur ini dibedakan menjadi tiga bentuk, yaitu;
1)      Kerumunan yang berartikulasi dengan struktur sosial;
a)      Khalayak atau pendengar yang formal (formal audience) merupakan kerumunan-kerumunan yang mempunyai pusat perhatian dan persamaan tujuan.
b)      Kelompok ekspresif yang telah direncanakan (planned expressive group), yaitu merupakan kerumunan yang pusat perhatiannya tidak begitu penting, akan tetapi mempunyai persamaan tujuan yang tersimpul dalam kegiatan kerumunan tersebut dan kepuasan yang dihasilkanyna.
2)      Kerumunan yang bersifat sementara (casual crowd)
a)      Kumpulan yang kurang menyenangkan (inconvenient aggregation)
b)      Kelompok orang yang sedang dalam keadaan panik (panic crowd)
c)      Kerumunan penonton (spectator crowd)
                                                                                                                                      15
3)      Kerumunan yang berlawanan dengan norma-norma hukum (law-less crowd)
a)      Kerumunan yang bertindak emosional (acting mobs).
b)      Kerumunan yang bersifat immoral (immoral crowd), hampir sama dengan kelompok ekspresi, kelompok immoral adalah bertentangan dengan moral, seperti kelompok orang yang sedang mabuk, dan berjudi.




C.    Kelas Sosial (Social Class)

Kelas sosial adalah penggolongan manusia dalam bentuk penggolongannya yang tidak sederajat dengan kelompok sosial. Jika kelompok sosial lebih menekankan pada pengelompokkan manusia atas dasar perbedaan yang bersifat horizontal, tetapi dalam kelas sosial, manusia dikelompokkan berdasarkan perbedaan kualifikasi kolektif secara vertikal. Pengkualifikasian sosial, selain didasarkan pada faktor internal individu, seperti kecerdasan, status atau kedudukan sosial, pesona individual seperti cantik atau tampan, juga didasarkan atas faktor-faktor internal seperti kepemilikan benda-benda berharga (harta benda). Dasar pengkualifikasian sosial secara vertikal ini, manusia dikelompokkan menurut kelas masing-masing seperti kelas atas (uper class), kelas menengah (middle class), dan kelas bawah (lower class). Secara ekonomi, manusia dikelompokkan menurut kepemilikkan harta benda.

D.    Peranan Sosial (Social Role)

Yang dimaksud dengan peranan sosial adalah pelaksanaan hak dan kewajiban seseorang sesuai dengan kedudukannya (status sosialnya) sebagai akibat dari interaksi sosial. Dengan demikian, peranan sosial muncul akibat dari proses interaksi sosial itu sendiri, sebab tanpa interaksi sosial, maka tidak akan ada peranan sosial.
Suatu peranan mungkin mencakup tiga hal, yaitu :
1.      Peranan meliputi norma-norma yang dihubungkan dengan posisi atau tempat seseorang dalam masyarakat. Dalam hal ini peranan merupakan rangkaian peraturan yang membimbing seseorang dalam kehidupan bermasyarakat.
2.      Peranan adalah konsep perihal yang dapat dilakukan oleh individu dalam masyarakat sebagai organisasi.
3.      Peranan juga dapat dikatakan sebagai perilaku individu yang penting bagi struktur sosial masyarakat.
Dalam masyarakat terdapat banyak individu dengan peranan yang beraneka ragam. Kondisi tersebut membawa akibat dinamis bagi peran sosial sekarang yang berupa :
1.      Konflik peran.
2.      Ketegangan
3.      Kegagalan
4.      Kesenjangan
                                                                                                                     16
Dengan demikian, di dalam menjalankan perannya, seorang anggota masyarakat ada yang mengalami beberapa permasalahan sehubungan dengan kedudukan dan peranan sosial, di antaranya adalah konflik kedudukan (status conflic), konflik peranan (conflic of roles) dan ada juga pemisahan antara peranan individu dan peranan yang seharusnya dijalankan (role distance).

E.     Organisasi Sosial (Social Organization)

Organisasi sosial merupakan salah satu dari ciri/karakter masyarakat modern.
Apabila dilihat dari sifatnya, organisasi dibedakan menjadi dua, yaitu :
1.      Organisasi formal, organisasi yang bersifat teratur, terdapat struktur organisasi yang resmi, terdapat perencanaan kinerja organisasi sebagai  langkah awal untuk mencapai tujuannya.
2.      Organisasi informal, organisasi yang struktur organisasinya tidak jelas, program-program kerjanya juga tidak jelas, bahkan sering terjadi secara spontan.




























                                                                                                                                17
Pendahuluan
Matakuliah Pengantar Sosiologi merupakan matakuliah wajib bagi Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Krisnadwipayana khususnya dan Fakultas lain pada umumnya.
Paper Pengantar Sosiologi merupakan salah satu Tugas atau prasyarat dalam menempuh Matakuliah Pengantar sosiologi.
Sebagai tugas pertama, kami kelompok 2 mendapat Tugas menulis Paper dengan judul Proses-Proses  Sosial.
Dan paper ini akan di presentasikan di kelas dengan bimbingan Dosen Bapak Victor M. Situmorang ,SH.MM.MH
Kami telah menyusun paper ini dengan bekerjasama dan saling mengisi satu sama lain, sehingga paper ini dapat tersusun dengan baik.
Paper ini terdiri dari Pendahuluan, Bahasan Materi Bab 2 Proses-Proses Sosial dari Pengantar Sosiologi, kesimpulan, serta penutup.
Kami sampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Bapak Dosen Matakuliah Pengantar Sosiologi Bapak Victor Situmorang, SH,MM,MH. yang telah membimbing kami, dan juga kepada teman-teman kelompok 2 yang telah memberi masukan sehingga paper ini dapat tersusun dengan baik.

















                                                                                                                       1
 Kesimpulan
Melihat dari rangkuman materi yang  diatas ada beberapa kesimpulan dapat dikemukakan sebagai berikut;
            Dalam mempelajari Pengantar Sosiologi kita sebagai mahasiswa dapat memahami arti daripada Sosiologi. Dimana Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari tentang struktur sosial,proses sosial dan perubahannya.Berbicara sosial berarti berbicara mengenai masyarakat serta hubungannya.Indonesia adalah negara yang terdiri dari berbagai macam suku dan bahasa,dengan demikian Indonesia terdapat  berbagai macam lapisan masyarakat didalamnya.Dengan adanya banyak lapisan  masyarakat disinilah peranan sosiologi sangat diperlukan artinya peranan ilmu yang mempelajari hubungan manusia dengan masyarakat.
Dalam pembahasan materi diatas juga dapat disimpulkan adanya pembagian dan pengelompokan  daripada Proses-Proses Sosial.Dengan demikian kita dapat memahami dan mengerti ketika kita berhadapan dengan berbagai macam kelompok sosial tertentu seperti yang dibahas dalam materi diatas.

           
 Penutup
Demikian paper kelompok 2 kami persembahkan, apabila ada hal yang perlu didiskusikan mohon bimbingan Bapak dosen yang kami hormati.
Terima kasih…..









                                                                                                                                                                                18
MATA KULIAH  PENGANTAR SOSIOLOGI
TUGAS 1
PROSES-PROSES  SOSIAL


Kelompok 2

KELAS 202
14 September 2013

             
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS KRISNADWIPAYANA
JL. RAYA JATIWARINGIN PODOK GEDE JAKARTA





4 komentar:

  1. Bagaimana kalo jdi dpo narkoba golongan 2 (penyalah gunaan obat) sedangkan sudah lama tidak memakai,memiliki,apalagi mengedarkan tidak sama sekali.

    BalasHapus
  2. Apa yang harus dilakukan sedangkan saya tidak mengerti hukum

    BalasHapus
  3. Apa yang harus dilakukan sedangkan saya tidak mengerti hukum

    BalasHapus
  4. Bagaimana kalo jdi dpo narkoba golongan 2 (penyalah gunaan obat) sedangkan sudah lama tidak memakai,memiliki,apalagi mengedarkan tidak sama sekali.

    BalasHapus