Sos kelompok I
Pendahuluan
Sosiologi
adalah pengetahuan yang relatif baru dibandingkan dengan ilmu-ilmu sosial
lainnya. Sosiologi mempelajari banyak tentang masyarakat dan kegiatan yang ia
lakukan. Masyarakat adalah sekelompok individu yang mempunyai hubungan,
memiliki kepentingan bersama, dan memiliki budaya. Sosiologi hendak mempelajari
masyarakat, perilaku masyarakat, dan perilaku sosial manusia dengan mengamati
perilaku kelompok yang dibangunnya. Sebagai sebuah ilmu sosiologi merupakan
pengetahuan kemasyarakatan yang tersusun dari hasil-hasil pemikiran ilmiah dan
dapat di kontrol secara kritis oleh orang lain atau umum. Dengan itu kita harus
mempelajari tentang sosiologi dengan baik agar dapat mengetahui lebih dalam
tentang masyarakat.
Realitas
Sosiokultural
Realitas sosiokultural merupakan
kenyataan atau keadaan yang dapat dilihat secara riil menyangkut kondisi
kehidupan manusia didalam suatu kelompok yang disebut masyarakat. Dalam
kehidupan masyarakat terdapat sekelompok orang yang saling menjalin hubungan
antara satu dengan lainnya, sehingga
dapat menimbulkan suatu tata aturan bagi kehidupan bersama. Kesepakatan sosial
ini berupa tata aturan yang menjadi pedoman kehidupan bersama, berisi tentang
aturan yang di perbolehkan, dianjurkan dan dilarang. Kesepakatan sosial ini
menjadi panduan perilaku manusia dalam kelompok sosial dimana mereka berada.
Tata kelakuan merupakan hasil hubungan antarmanusia didalam kelompok sosial ini
lalu ditaati bersama, dan menjadi kebiasaan dalam berperilaku yang lazim sering
disebut kultur sosial.
Telah dijelaskan terlebih dahulu
bahwa sosiologi merupakan cabang dari ilmu sosial yang memiliki objek kajian
manusia yang hidup dalam satu kelompok yang disebut masyarakat. Hubungan sosial
membentuk kelompok sosial, pelapisan sosial, lembaga sosial, interaksi sosial,
perubahan sosial, pengelompokan sosial, dinamika sosial, budaya dan gejala
sosial lainnya. Para pakar ilmu-ilmu sosial menyimpulkan bahwa manusia adalah
makhluk sosial yang bersifat fungsional dan dinamis, maka masyarakat merupakan
rangkaian antar elemen sosial yang membentuk satu kesatuan kerja dalam rangka
mendukung kelangsungan hidup masyarakat itu sendiri. Jika timbul permasalahan
pada salah satu elemen sosial makan akan mempengaruhi elemen sosial yang lain.
Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa realitas sosiokultural (sosial budaya) merupakan kenyataan-kenyataan atau
keadaan sosial budaya yang menempati daerah atau lingkungan sekitar kehidupan
masyarakat. Dengan gambaran lebih jelas bahwa realitas sosiokultural adalah
keadaan-keadaan sosial budaya yang dapat dilihat dan sering terjadi setiap
waktu disekitar kehidupan masyarakat. Untuk mendapatkan gambaran lebih jelas
dapat melihat gejala-gejala sosial disekitar tempat tinggal seperti, gejala
social yang terjadi dipasar, arus mudik setiap lebaran, upacara perkawinan dan
pemakaman di sekitar lingkungan masyarakat, urbanisasi, tawuran, penyalahgunaan
narkoba, razia pekerja seks komersial (PSK) dan sebagainya. Kasus diatas adalah
realitas sosisal budayayang masing-masing tampak berdiri sendiri tetapi tanpa
disadari bahwa semua kasus tersebut memiliki hubungan keterkaitan antara satu
dan lainnya. Hubungan keterkaitan antara unsur-unsur atau kasus-kasus tersebut
disebut sistem sosial.
SISTEM
SOSIAL
Sistem
artinya hubungan saling terikat antara bagian satu dengan bagian lainnya yang
berfungsi melakukan mekanisme kerja untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam
pandangan ilmu-ilmu sosial, system sosial diartikan sebagai hubungan antara
bagian-bagian (elemen-elemen) di dalam kehidupan masyarakat terutama
tindakan-tindakan manusia, lembaga sosial, dan kelompok-kelompok sosial yang
saling mempengaruhi. Didalam teori-teori sosial terdapat dua pendekatan yang
selalu menjadi bahan referensi (rujukan) dalam setiap pembahasan atas gejala-gejala
sosial, yaitu :
1. Pendekatan
Fungsional
Pendekatan ini menggunakan teori
yang dikemukakan oleh Talcott Parson, yang telah mengemukakan beberapa poin
teori sistem sosial diantaranya :
a.
Kehidupan
sosial itu terdiri dari gabungan-gabungan atau elemen-elemen yang saling
berhubungan antara satu dengan yang lainnya.
b.
Hubungan
antar elemen tersebut bersifat saling pengaruh mempengaruhi.
c.
Sistem
sosial selalu bergerak kearah keseimbangan yang dinamis, artinya menanggapi
perubahan yang terjadi akibat pengaruh yang datang dari luar demi mencapai
integritas sosial.
d.
Integritas
sosial yang terjadi dilakukan melalui proses adaptasi, institusionalisasi
(pelembagaan), dan proses-proses lainnya.
e.
Perubahan
sistem sosial terjadi secara gradual, artinya melalui penyesuaian unsur-unsur.
f.
Perubahan
sistem sosial disebabkan oleh adanya penemuan-penemuan baru di dalam
masyarakat.
g.
Daya
integrasi sosial dari sistem sosial akibat terjadi consensus (kesepakatan)
nilai dan norma sosial,yang merupakan prinsip dan tujuan yang ingin dicapai
warga masyarakatnya.
Cohen, yang juga aliran fungsional,
mengemukakan teorinya bahwa sistem sosial selalu berjalan seperti berikut :
a.
Nilai
dan norma sosial merupakan unsure yang mendasari kehidupan sosial.
b.
Sistem
sosial terbentuk karena ada komitmen.
c.
Sistem
sosial didasari oleh solidaritas warga masyarakatnya.
d.
Sistem
sosial didasari oleh adanya kerja sama.
e.
Sistem
sosial cenderung bertahan lama.
f.
Sistem
sosial selalu bertahan pada konsensus.
g.
Sistem
sosial cenderung untuk berintegrasi.
h.
Dalam
sistem sosial menuntut adanya otoritas (kewenangan) dan legitimasi (pengakuan).
Dari
konsep tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa :
1.
Hakiakat
manusia sebagai makhluk sosial adalah selalu hidup dalam keadaan saling
ketergantungan dan saling memengaruhi satu dan lainnya.
2.
Adanya
saling ketergantungan tersebut mendorong manusia untuk berhubungan dan
berinteraksi dengan orang lain.
3.
Manusia
tidak akan dapat hidup sendiri tanpa bantuan orang lain melalui interaksi
sosial untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya.
4.
Akibat
interaksi sosial, maka muncullah nilai-nilai dan norma-norma sosial, adat
istiadat, ilmu pengetahuan, teknologi dan kebudayaan.
Dari pola-pola hubungan kehidupan
sosial diatas maka terbentuklah struktur sosial baik dalam kelompok maupun
masyarakat yang akhirnya menentukan corak kehidupannya.
2. Pendekatan
Konflik
Konflik adalah keadaan anggota
masyarakat yang saling bertikai, bertentangan, dan bersaing dengan keinginan
untuk saling menyingkirkan, menjatuhkan mengalahkan, hingga memusnahkan,
walaupun harus menggunakan kekerasan
untuk mewujudkan keinginan tersebut. Pendekatan ini mengasumsikan
kehidupan selalu berada dalam konflik.
Para penganut aliran ini adalah Karl
Marx, Ralf Dahrendorft, Frederict Engle, dan penganut Neo-Marxisme lainnya. Beberapa
asumsi pendekatan ini adalah :
1.
Salah
satu kelompok lebih berkuasa dibandingkan yang lain adalah sebuah kenyataan
yang tidak dapat dihindari.
2.
Masyarakat
merupakan suatu arena terjadinya konflik-konflik baik bersifat nyata (konflik
manifes) dan yang tidak nyata (laten).
3.
Kelompok
yang berkuasa menggunakan sistem kepercayaan yang ada, media massa dan sistem
pendidikan untuk mempertahankan dan mengembangkan kekuasaannya.
4.
Dalam kondisi tercapainya konsensus, bentuk
pencapaian tersebut bersifat semu atau samar sebab di dalamnya tersimpan
konflik laten (konflik yang terpendam).
5.
Walaupun
di dalam kehidupan sosial terdapat nilai dan norma, setiap langkah hidup
manusia punya kecenderungan untuk melanggar, sehingga ketaatan masing-masing
anggota masyarakat bersifat terpaksa.
MASYARAKAT SEBAGAI SISTEM
Tidak ada definisi tunggal tentang
masyarakat. Dikarenakan sifat manusia dalam sebuah kelompok yang dinamis.
Akibatnya terjadi berbagai macam pendapat antara para pakar mengenai pengertian
masyarakat. Beberapa definisi masyarakat dari para pakar sosiologi :
1. Emile
Durkheim
Masyarakat sebagai kenyataan
objektif individu-individu yang merupakan anggota-anggotanya.
2. Karl
Marx
Melihat masyarakat sebagai
struktur yang terdapat ketegangan sebagai akibat pertentangan antarkelas
sosisal sebagai akibat pembagian nilai-nilai ekonomi yang tidak merata
didalamnya.
3. M.J.Herskovits
Masyarakat sebagai kelompok
individu yang diorganisasikan dan mengikuti suatu cara hidup tertentu.
4. J.L
Gillin dan J.P Gillin
Memberikan batasan masyarakat
sebagai kelompok yang tersebar dengan perasaan persatuan yang sama.
5. Max
Weber
Mengartikan masyarakat sebagai
struktur atau aksi yang pada pokoknya ditentukan oleh harapan dan nilai-nilai
yang dominan pada warganya.
6. Selo
Seomardjan
Mengartikan masyarakat sebagai
orang-orang yang hoidup bersama dan menghasilkan kebudayaan.
7. Paul
B. Horton
Menjelaskan masyarakat secara
panjang lebar. Menurutnya masyarakat merupakan sekumpulan manusia yang relative
mandiri, hidup bersama cukup lama, mendiami wilayah tertentu, memiliki
kebudayaan yang sama dan melakukan sebagian besar kegiatan dalam kelompok
tersebut. Disisi lain dia menagatakan masrakat adalah organisasi manusia yang
saling berhubungan satu dan lainnya.
Terlepas dari berbagai pandangan
yang berbeda tentang masyarakat yang dikemukakan para ahli, secara substansial
terdapat titik temu yaitu masyarakat merupakan kumpulan manusia yang terairi
dari komponen-komponen:
a.
Terdapat
sejumlah orang yang jumlahnya relatif
besar, saling berinteraksi antara satu dan lainnya baik antar-individu,
individu dan kelompok, maupun antar kelompok dalam satu kesatuan sosial yang
menghasilkan produk kehidupan, yaitu kebudayaan.
b.
Menjadi
struktur dan sistem sosial budaya, baik dalam skala kecil (mikro) maupun dalam
skala besar/luas (makro) antarkelompok.
c.
Menempati
kawasan tertentu dan hidup di dalam kawasan tersebut dalam waktu yang relatif
lama hingga antargenerasi.
Dengan
demikian, terdapat tiga persyaratan untuk membentuk masyarakat yaitu :
a.
Terdapat
sekumpulan orang.
b.
Bermukim
diwilayah tertentu dalam jangka waktu yang relatif lama.
c.
Akibat
hidup di tempat tertentu dalam jangka waktu yang lama tersebut akhirnya
menghasilkan pola-pola kelakuan yang sering disebut kebudayaan, seperti sistem
nilai, sistem ilmu pengetahuan, dan benda-benda material.
Adapun
Soerjono Seokamto mengemukakan bahwa ciri-ciri kehidupan masyarakat adalah:
a.
Manusia
yang hidup bersama-sama sekurang-kurangnya terdiri atas dua orang individu.
b.
Bercampur
atau bergaul dalam waktu yang cukup lama. Berkumpulnya manusia akan menimbulkan
manusia-manusia baru dan sebagai akibat dari kehidupan bersama tersebut akan
timbul sistem komunikasi dan peraturan:peraturan yang mengatur hubungan
antarmanusia.
c.
Menyadari
bahwa kehidupan mereka merupakan satu kesatuan.
d.
Merupakan
sistem bersama yang menimbulkan kebudayaan sebagai akibat dari perasaan saling
terkait antara satu dan lainnya.
STRUKTUR SOSIAL
Struktur sosial dipahami sebagai
suatu bangunan sosial yang terdiri dari berbagai unsur pembentukan masyarakat. Unsur-unsur
ini saling berhubungan atara satu dengan yang lainnya secara fungsional. Dapat
diartikan bahwa jika terjadi perubahan suatu unsur, maka akan mengalami
perubahan juga.
Tiap unsur tersebut akan membentuk
sistem atau pola hubungan yang menjadi roh dari struktur tersebut sekaligus
menunjukkan dinamika sosial yang terjadi di dalamnya. Pola hubungan yang
terjadi dari berbagai unsur kehidupan masyarakat ini akan menjadi ciri
masyarakat tersebut mungkin berbeda dengan masyarakat lainnya.
Koentjaraningrat menjelaskan bahwa
struktur sosial adalah kerangka yang dapat menggambarkan kaitan berbagai unsur
dalam masyarakat. Sementara itu, Soeleman B. Taneko menjelaskan bahwa struktur
sosial adalah keseluruhan jalinan antara unsur-unsur sosial yang pokok yakni
kaidah-kaidah sosial, lembaga-lembaga sosial, kelompok-kelompok sosial serta
lapisan-lapisan sosial.
Manusia memiliki dua keinginan yang
selalu melekat di dalam dirinya, yaitu keinginan untuk menyatu dengan alam
lingkungannya dan keinginan untuk menyatu dengan manusia lain dalam rangka memudahkan
proses hidupnya. Dengan demikian, manusia memiliki kecenderungan untuk bersatu
agar bisa saling berhubungan. Hubungan antara manusia satu dan lainnya tersebut
disebut interaksi. Dari interaksi akan menghasilkan produk-produk interaksi,
yaitu tata pergaulan yang berupa nilai dan norma yang berupa kebaikan dan
keburukan dalam ukuran kelompok tersebut.
Selain nilai, juga terdapat norma
sebagai petunjuk arah untuk menentukan antara perilaku yang boleh dilakukan dan
yang dilarang. Nilai merupakan cita-cita kehidupan kelompok itu sendiri, sebab
nilai merupakan konsep tentang sesuatu yang baik, layak, patut, pantas, yang
menjadi cita-cita bersama. Dan untuk mencapai cita-cita tersebut diperlukan
kaidah-kaidah.
Sebelum membahas secara panjang
tentang struktur sosial apakah Anda tahu arti kata “sistem”. Sistem artinya
hubungan saling terkait antara" bagian satu dan bagian lainnya yang
berfungsi melakukan suatu mekanisme kerja untuk mencapai tujuan tertentu. Jika
salah satu elemen atau komponen mengalami kerusakan fungsi dan peran, maka akan
berpengaruh rusak komponen secara keseluruhan.
Dalam pandangan ilmu-ilmu sosial,
sistem sosial diartikan sebagai hubungan antara bagian-bagian (elemen-elemen)
di dalam kehidupan masyarakat terutama tindakan-tindakan manusia, lembaga
sosial, dan kelompok-kelompok sosial yang saling memengaruhi. Hubungan
antar-elemen tersebut selanjutnya menghasilkan produk-produk interaksi itu
sendiri, yaitu nilai-nilai dan norma-norma sosial yang keadaannya selalu
dinamis. Berkaitan dengan hal tersebut, dalam ilmu sosial, masalah sosial
bukanlah elemen yang berdiri sendiri, akan tetapi terkait dengan komponen lain.
KOMPONEN DALAM STRUKTUR SOSIAL
A. Status
dan Peranan
Status atau kedudukan diartikan sebagai
tempat atau posisi seseorang dalam suatu kelompok sosial, sehubungan dengan
orang-orang lainnya dalam kelompok ini atau tempat suatu kelompok sehubungan
dengan kelompok-kelompok lainnya di dalam kelompok yang lebih besar. Adapun kedudukan
sosial artinya tempat seseorang secara umum dalam masyarakatnya
sehubungan orang-orang lain, di dalam lingkungan pergaulannya, prestise (harga
diri) dan hak-hak serta kewajibannya.
Ada dua pengertian kedudukan sosial
di dalam struktur sosial, (1) kedudukan berarti tempat seseorang dalam pola
tertentu. Dalam pengertian ini berarti seseorang dikatakan mempunyai beberapa
kedudukan, karena ia ikut serta dalam pelbagai pola-pola kehidupan. (2) kedudukan diartikan sebagai kumpulan hak
dan kewajiban yang jika secara nyata dapat dilihat dalam gejala seperti:
perbedaan hak dan kewajiban antara manajer perusahaan dan para pekerja.
Jika
dilihat proses memperolehnya, kedudukan dibedakan menjadi dua macam, yaitu;
1.
Kedudukan
seseorang yang diperoleh dari bawaan (ascribed status) yang di antaranya
kedudukan yang bersifat biologis seperti gender, dan kedudukan yang bersifat
historis seperti keturunan pejabat tinggi, keturunan raja, dan sebagainya,
2.
Kedudukan
yang diperoleh melalui usaha atau dengan disengaja (achieved status), seperti
seseorang yang karena kegigihannya ia berhasil meraih gelar sarjana dari gelar
tersebut menyebabkan ia diterima bekerja di sebuah perusahaan besar dengan gaji
yang tinggi.
Peranan merupakan pola tindakan atau
perilaku yang diharapkan dari orang yang memiliki status tertentu, artinya jika
seseorang melakukan hak-hak dan kewajibannya sesuai dengan kedudukannya, maka
ia telah menjalankan peranan. Dalam hal ini, peranan dan kedudukan merupakan
satu kesatuan tidak terpisahkan karena kesalingtergantungan satu dengan yang
lainnya. Dengan demikian, dalam kehidupan sosial tidak ada kedudukan tanpa
peranan dan tidak ada peranan tanpa kedudukan.
Dengan demikian, peranan mengatur
pola-pola perilaku seseorang dan batasan-batasan tertentu pada perilaku di
dalam pola-pola kehidupan sosial. Oleh karena itu, hubungan sosial yang ada dalam
masyarakat adalah hubungan antar peranan-peranan individu di dalam kehidupan
kelompok. Peranan-peranan tersebut diatur oleh norma-norma yang berlaku
di dalam masyarakat.
B. Institusi
(Lembaga) Sosial
Lembaga sosial adalah alat untuk
mengikat perilaku anggota masyarakat agar berperilaku sesuai dengan tatanan
aturan yang menjadi kesepakatan kelompok sosial. Jika di kehidupan sosial
terdapat tatanan perilaku yang digunakan untuk mengatur perilaku
anggota-anggota masyarakatnya, maka tatanan perilaku tersebut tidak akan
menghasilkan apa-apa jika tidak dilengkapi dengan lembaga sosial sebagai alat
kontrol atas perilaku anggota masyarakat tersebut.
C. Pelapisan
Sosial
Tidak ada manusia yang memiliki kualifikasi
yang sama, termasuk di dalamnya adalah kemampuan untuk mengakses kebutuhan akan
benda-benda yang memiliki nilai sosial ekonomi. Ketidaksamaan kualiftkasi
manusia di dalam kehidupan sosial tersebut melahirkan perbedaan kepemilikan
akan benda-benda berharga secara sosial ekonomi. Perbedaan besar kecilnya
kemampuan akses atas dasar tatanan sosial tersebut tanpa disengaja menimbulkan
pengelompokan atas dasar perbedaan kepemilikan benda-benda berharga. Gejala
inilah akhirnya menimbulkan sistem pelapisan masyarakat secara hierarkis
berbentuk piramida mengerucut ke atas.
D. Kelompok
Sosial (Social Group)
Kelompok sosial merupakan akibat
dari konsekuensi dari kedudukan manusia sebagai makhluk sosial yang selalu
berkecenderungan berkelompok dengan manusia lainnya (gregoriusness). Akan
tetapi, perbedaan dan persamaan karakter kepribadian, perbedaan kepentingan dan
tujuan, perbedaan bahasa, adat istiadat, ras, suku, kegemaran masing-masing
individu, dan sebagainya tidak sekadar menyebabkan kecenderungan manusia untuk
berkelompok dengan manusia lainnya sebagai konsekuensi manusia berkedudukan
sebagai makhluk sosial, akan tetapi gejala tersebut mengakibatkan pada pengelompokan
manusia atas dasar ciri dan karakter tertentu yang berujung pada in
group dan out group feeling.
E. Dinamika
Sosial
Dinamika sosial merupakan salah satu
penelaahan sosiologi yang membahas tentang perubahan-perubahan yang terjadi di
dalam kehidupan sosial. Objek pembahasan ini meliputi:
1. Pengendalian
sosial (social control)
Pengendalian sosial merupakan cara
atau proses pengawasan baik yang direncanakan maupun yang tidak direncanakan
untuk mengajak, mendidik, bahkan memaksa warga masyarakat agar para anggota
masyarakat mematuhi norma dan nilai yang berlaku.
2. Penyimpangan
sosial (role expectation)
Perilaku menyimpang adalah perilaku
sejumlah besar orang yang dianggap tidak sesuai dengan norma dan nilai yang
berlaku sehingga penyimpangan tersebut menimbulkan reaksi-reaksi tertentu
seperti celaan, cemoohan, gunjingan masyarakat hingga menimbulkan hukuman.
3. Mobilitas
sosial (social mobility)
Mobilitas sosial merupakan peristiwa
sosial di mana individu atau kelompok bergerak atau berpindah kelas sosial satu
ke lapisan sosial lainnya baik pergerakan itu mengarah pada gerak sosial dari
lapisan sosial bawah bergerak ke atas atau sebaliknya, yaitu bergerak ke bawah.
4. Perubahan
sosial (social change)
Perubahan sosial adalah pergeseran
nilai-nilai, norma-norma sosial, pola-pola perilaku organisasi, susunan lembaga
kemasyarakatan, pelapisan sosial, kekuasaan dan wewenang, interaksi sosial, dan
sebagainva. Perubahan sosial disebut juga transformasi sosial.
MASALAH SOSIAL
Objek kajian sosiologi adalah yang
pokok adalah interaksi sosial yang di dalamnya dibahas berbagai hubungan
antar-elemen sosial. Hubungan
antar elemen ini dipilah menjadi dua, yaitu keteraturan sosial (social order) dan ketidakteraturan
sosial (social disorder).
Ketidakteraturan sosial ini sering
disebut patologi sosial. Patologi
sosial sebagai bagian objek kajian dari sosiologi seringkali disebut dengan
masalah sosial. Dalam hal ini, Sorjono Soekamto membuat kriteria masalah sosial
di antaranya:
1.
Faktor
ekonomi terdapat masalah kemiskinan, yang dalam hal ini kemiskinan dibedakan
menjadi dua, yaitu kemiskinan struktural dan kemiskinan absolut.
2.
Faktor
biologis yang di dalamnya terdapat persoalan yang harus dipecahkan seperti
masalah endemis atau penyakit menular sebagaimana terjadi dewasa ini, yaitu
kasus flu burung, virus SARS, HIV, penyakit kelamin yang menyerang di beberapa
daerah,
3.
Faktor
psikologis, seperti depresi, stres, gangguan jiwa, gila, tekanan batin,
kesejahteraan jiwa, dan sebagainya,
4.
Faktor
sosial dan kebudayaan, seperti perceraian, masalah kriminal, pelecehan seksual,
kenakalan remaja, konflik ras, krisis moneter, dari sebagainya.
Dalam hal ini, sosiologi menekankan
objek pembahasannya pada akar permasalahan tersebut, mencari alternatif
pemecahannya sehingga kehidupan sosial mencapai titik keteraturannya kembali.
Persoalan yang harus dicari jawabannya adalah mengapa manusia melakukan
kesalahan-kesalahan atau penyimpangan-penyimpangan yang menyebabkan
ketidakteraturan sosial.
BEBERAPA CONTOH MASALAH SOSIAL
A. Kemiskinan
Mengapa dalam kehidupan sosial
selalu terdapat sekelompok besar orang-orang yang hidup di dalam garis
kemiskinan, sedangkan di pihak lain terdapat sekelompok orang yang hidup dalam
ambang batas kelebihan dalam standar kehidupan sosial. Ketimpangan ekonomi
sering kali menimbulkan tindak kejahatan manusia, sebab kemiskinan sering
mendorong manusia untuk melakukan penyimpangan seperti mencuri, mencopet,
merampok hingga sampai dalam bentuk pembunuhan.
B. Kejahatan
Kejahatan yang dimaksud dalam objek
kajian ini bukan saja terfokus pada tingkah laku atau tingkah pekerti seseorang
atau sekelompok orang yang menyakiti atau merugikan orang atau kelompok lain
saja. Korupsi, pemalsuan, dan penipuan yang merugikan kehidupan seseorang atau
sekelompok orang juga termasuk di dalamnya.
C. Disorganisasi
Keluarga
Disorganisasi keluarga dapat disebut
juga perpecahan keutuhan keluarga (broken
home). Keluarga dikatakan mengalami disorganisasi atau pecah jika antar anggota
keluarga sudah menyimpang dari norma-norma dan nilai-nilai yang berlaku di
dalam keluarga tersebut. Bentuk penyimpangan tersebut bisa saja seorang suami
menganiaya istrinya atau sebaliknya, anak-anak melakukan perlawanan terhadap
orang tua, atau melakukan pelanggaran atas aturan keluarga, dan sebagainya.
D. Masalah
Remaja
Masa remaja adalah fase perkembangan
anak yang menginjak antara raasa anak-anak ke masa dewasa. Masa tersebut
dianggap juga sebagai masa transisi.
E. Peperangan
Peperangan adalah salah satu gejala
sosial di mana terdapat lebih dari satu kelompok manusia yang berambisi untuk
saling serang dengan demi memperoleh kemenangan. Akibat perang bisa kompleks
baik bagi pi- hak yang menang perang maupun pihak yang kalah dalam peperangan.
Akibat sosialnya biasanya berupa perubahan-perubahan yang ada pada struktur
sosial masyarakatnya, seperti perubahan nilai, kaidah sosial, pelapisan sosial,
sistem pemerintahan, dan sebagainya.
F. Kelainan
Seksual
Yang disebut kelainan seksual adalah
kecenderungan manusia untuk lebih tertarik kepada lawan jenis. Kelainan seksual
berbeda dengan penyimpangan seksual. Penyimpangan seksual lebih terfokus pada
perilaku seksual di luar norma-norma yang membenarkan tindakan seks, seperti
dalam agama, seks harus dilakukan melalui aturan yang disebut pernikahan.
G. Masalah
Kependudukan
Masalah kependudukan yang pokok
biasanya terfokus pada pertambahan penduduk yang terus bertambah dari tahun ke
tahun. Jika tingkat natalitas (kelahiran) tinggi, maka jelas akan menunjukkan
per- tambahan jumlah penduduk, akan tetapi jika angka mortalitas menurun, maka
hal ini menunjukkan adanya jumlah pengurangan.
H. Masalah
Gender
Masalah gender, tidak hanya
menyangkut persoalan jenis kelainin antara laki-laki dan perempuan. Akan tetapi
istilah gender lebih merujuk pada aspek sosiologis, di mana antara wanita dan
pria memiliki peran dan kedudukan yang berbeda.
I. Masalah
Kekerasan
Pada masa lalu kekerasan justru
dianggap sebagai salah satu alat untuk menciptakan keaisiplinan di dalam
lembaga sosial tertentu seperti di dalam lembaga keluarga, lembaga pendidikan,
dan pelatihan tertentu. Lebih-lebih dalam pelatihan yang berbau kemiliteran.
Hingga dalam dunia pendidikan sering kali dijumpai oknum guru menjewer atau
menempeleng anak didiknya agar bertindak disiplin dalam pe- laksanaan belajar.
Akan tetapi, dalam struktur
masyarakat modern yang demokratis, dengan isu hak asasi manusia (HAM),
kekerasan ditempatkan sebagai salah satu bentuk penyimpangan dan pelanggaran
HAM. Banyak sekali dijumpai gejala kekerasan di dalam masyarakat kita, terutama
kekerasan di dalam rumah tangga, kekerasan pada anak, kekerasan di dalam dunia
pendidikan baik pendidikan militer dan semimiliter, ataupun kekerasan antar kelompok.
Kesimpulan
Realitas sosial budaya mengandung
arti kenyataan-kenyataan sosial budaya di sekitar lingkungan masyarakat
tertentu. Misalkan di jalan raya kamu melihat orang berlalu-lalang, baik yang
mengendarai kendaraan bermotor atau para pejalan kaki. Contoh tersebut dikenal
sebagai realitas sosial di masyarakat. Sebagai kumpulan mahluk yang dinamis,
kita senantiasa menemukan realitas social dalam masyarakat.
Masyarakat terbentuk karena manusia
menggunakan pikiran, perasaan dan keinginannya dalam memberikan reaksi terhadap
lingkungannya. Hal ini terjadi karena manusia mempunyai dua keinginan pokok
yaitu, keinginan untuk menjadi satu dengan manusia lainnya dan keinginan untuk
menyatu dengan lingkungan alamnya.
Menurut
Soerjono Soekanto, merumuskan beberapa ciri masyarakat sebagai berikut:
1.
Masyarakat
merupakan manusia yang hidup bersama. Tingkatan hidup bersama ini bisa dalam
dimulai dari kelompok
2.
Hidup
bersama untuk waktu yang cukup lama. Dalam hidup bersama ini akan terjadi
interaksi. Interaksi yang berlangsung terus menerus akan melahirkan sistem
interaksi yang akan nampak dalam peraturan-peraturan yang mengatur hubungan
antara manusia.
3.
Mereka
sadar bahwa mereka merupakan satu kesatuan
4.
Mereka
merupakan satu sistem hidup bersama. Sistem kehidupan bersama menimbulkan
kebudayaan karena setiap anggota kelompok merasa dirinya terkait satu dengan
yang lainnya.
5.
Masyarakat
sebagai sistem sosial.
·
Sistem sosial
Adalah suatu sistem yang terdiri
dari elemen-elemen sosial yang terdiri dari tindakan sosial yang dilakukan
individu yang berinteraksi satu dengan lainnya dan bersosialisasi sehingga
tercipta hubungan-hubungan sosial. Keseluruhan hubungan sosial tersebut membentuk
struktur sosial dalam kelompok maupun masyarakat yang akhirnya akan menentukan
corak masyarakat tersebut.
·
Struktur sosial
Struktur sosial mencakup susunan
status dan peran yang terdapat di dalam satuan sosial, ditambah nilai-nilai dan
norma-norma yang mengatur interaksi antar status dan peran sosial. Didalam
struktur sosial terdapat unsur-unsur sosial, kelompok-kelompok sosial dan
lapisan-lapisan sosial. Unsur-unsur sosial terbentuk, berkembang, dan
dipelajari oleh individu dalam masyarakat melalui proses sosial. Proses sosial
adalah hubungan timbal balik antara bidang-bidang kehidupan dalam masyarakat
dan memahami norma-norma yang berlaku.
·
Organisasi Sosial
Organisasi sosial adalah cara-cara
perilaku masyarakat yang terorganisir secara sosial. Dengan kata lain,
organisasi sosial merupakan jaringan hubungan antar warga masyarakat yang
bersangkutan di dalam suatu tempat dan dalam waktu yang relatif lama. Di dalam
organisasi sosial terdapat unsur-unsur seperti kelompok dan perkumpulan, lembaga
sosal, peranan dan kelas-kelas sosial.
·
Dinamika Sosial
Dinamika sosial adalah penelaahan
tentang perubahan-perubahan yang terjadi didalam fakta-fakta sosial yang saling
berhubungan satu dengan lainnya, meliputi pengendalian sosial, penyimpangan sosial,
mobilitas sosial, dan perubahan sosial.
·
Masalah Sosial
Masalah sosial adalah gejala atau
fenomena sosial yang tidak sesuai antara apa yang dikehendaki masyarakat dengan
apa yang terjadi. Beberapa masalah sosial penting yang sering muncul dalam kehidupan
di masyarakat diantaranya; kemiskinan, kejahatan, disorganisas keluarga,
masalah remaja, masalah kelainan seksual dan masalah kependudukan.
Assalamualaikum, sepertinya sumber yang ada pakai dalam artikel anda dari buku pengantar sosiologi yah...sumber anda sama dengan sumber yang ada di website http://www.learniseasy.com...terima kasih untuk tambahan artikelnnya...
BalasHapus