Rabu, 19 Februari 2014

REALITAS SOSIO KULTURAL

Sos kelompok I
Pendahuluan
            Sosiologi adalah pengetahuan yang relatif baru dibandingkan dengan ilmu-ilmu sosial lainnya. Sosiologi mempelajari banyak tentang masyarakat dan kegiatan yang ia lakukan. Masyarakat adalah sekelompok individu yang mempunyai hubungan, memiliki kepentingan bersama, dan memiliki budaya. Sosiologi hendak mempelajari masyarakat, perilaku masyarakat, dan perilaku sosial manusia dengan mengamati perilaku kelompok yang dibangunnya. Sebagai sebuah ilmu sosiologi merupakan pengetahuan kemasyarakatan yang tersusun dari hasil-hasil pemikiran ilmiah dan dapat di kontrol secara kritis oleh orang lain atau umum. Dengan itu kita harus mempelajari tentang sosiologi dengan baik agar dapat mengetahui lebih dalam tentang masyarakat.
Realitas Sosiokultural
Realitas sosiokultural merupakan kenyataan atau keadaan yang dapat dilihat secara riil menyangkut kondisi kehidupan manusia didalam suatu kelompok yang disebut masyarakat. Dalam kehidupan masyarakat terdapat sekelompok orang yang saling menjalin hubungan antara satu dengan  lainnya, sehingga dapat menimbulkan suatu tata aturan bagi kehidupan bersama. Kesepakatan sosial ini berupa tata aturan yang menjadi pedoman kehidupan bersama, berisi tentang aturan yang di perbolehkan, dianjurkan dan dilarang. Kesepakatan sosial ini menjadi panduan perilaku manusia dalam kelompok sosial dimana mereka berada. Tata kelakuan merupakan hasil hubungan antarmanusia didalam kelompok sosial ini lalu ditaati bersama, dan menjadi kebiasaan dalam berperilaku yang lazim sering disebut kultur sosial.
Telah dijelaskan terlebih dahulu bahwa sosiologi merupakan cabang dari ilmu sosial yang memiliki objek kajian manusia yang hidup dalam satu kelompok yang disebut masyarakat. Hubungan sosial membentuk kelompok sosial, pelapisan sosial, lembaga sosial, interaksi sosial, perubahan sosial, pengelompokan sosial, dinamika sosial, budaya dan gejala sosial lainnya. Para pakar ilmu-ilmu sosial menyimpulkan bahwa manusia adalah makhluk sosial yang bersifat fungsional dan dinamis, maka masyarakat merupakan rangkaian antar elemen sosial yang membentuk satu kesatuan kerja dalam rangka mendukung kelangsungan hidup masyarakat itu sendiri. Jika timbul permasalahan pada salah satu elemen sosial makan akan mempengaruhi elemen sosial yang lain.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa realitas sosiokultural (sosial budaya) merupakan kenyataan-kenyataan atau keadaan sosial budaya yang menempati daerah atau lingkungan sekitar kehidupan masyarakat. Dengan gambaran lebih jelas bahwa realitas sosiokultural adalah keadaan-keadaan sosial budaya yang dapat dilihat dan sering terjadi setiap waktu disekitar kehidupan masyarakat. Untuk mendapatkan gambaran lebih jelas dapat melihat gejala-gejala sosial disekitar tempat tinggal seperti, gejala social yang terjadi dipasar, arus mudik setiap lebaran, upacara perkawinan dan pemakaman di sekitar lingkungan masyarakat, urbanisasi, tawuran, penyalahgunaan narkoba, razia pekerja seks komersial (PSK) dan sebagainya. Kasus diatas adalah realitas sosisal budayayang masing-masing tampak berdiri sendiri tetapi tanpa disadari bahwa semua kasus tersebut memiliki hubungan keterkaitan antara satu dan lainnya. Hubungan keterkaitan antara unsur-unsur atau kasus-kasus tersebut disebut sistem sosial.
SISTEM SOSIAL
            Sistem artinya hubungan saling terikat antara bagian satu dengan bagian lainnya yang berfungsi melakukan mekanisme kerja untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam pandangan ilmu-ilmu sosial, system sosial diartikan sebagai hubungan antara bagian-bagian (elemen-elemen) di dalam kehidupan masyarakat terutama tindakan-tindakan manusia, lembaga sosial, dan kelompok-kelompok sosial yang saling mempengaruhi. Didalam teori-teori sosial terdapat dua pendekatan yang selalu menjadi bahan referensi (rujukan) dalam setiap pembahasan atas gejala-gejala sosial, yaitu :
1.      Pendekatan Fungsional
            Pendekatan ini menggunakan teori yang dikemukakan oleh Talcott Parson, yang telah mengemukakan beberapa poin teori sistem sosial diantaranya :
a.       Kehidupan sosial itu terdiri dari gabungan-gabungan atau elemen-elemen yang saling berhubungan antara satu dengan yang lainnya.
b.      Hubungan antar elemen tersebut bersifat saling pengaruh mempengaruhi.
c.       Sistem sosial selalu bergerak kearah keseimbangan yang dinamis, artinya menanggapi perubahan yang terjadi akibat pengaruh yang datang dari luar demi mencapai integritas sosial.
d.      Integritas sosial yang terjadi dilakukan melalui proses adaptasi, institusionalisasi (pelembagaan), dan proses-proses lainnya.
e.       Perubahan sistem sosial terjadi secara gradual, artinya melalui penyesuaian unsur-unsur.
f.       Perubahan sistem sosial disebabkan oleh adanya penemuan-penemuan baru di dalam masyarakat.
g.       Daya integrasi sosial dari sistem sosial akibat terjadi consensus (kesepakatan) nilai dan norma sosial,yang merupakan prinsip dan tujuan yang ingin dicapai warga masyarakatnya.


            Cohen, yang juga aliran fungsional, mengemukakan teorinya bahwa sistem sosial selalu berjalan seperti berikut :
a.       Nilai dan norma sosial merupakan unsure yang mendasari kehidupan sosial.
b.      Sistem sosial terbentuk karena ada komitmen.
c.       Sistem sosial didasari oleh solidaritas warga masyarakatnya.
d.      Sistem sosial didasari oleh adanya kerja sama.
e.       Sistem sosial cenderung bertahan lama.
f.       Sistem sosial selalu bertahan pada konsensus.
g.       Sistem sosial cenderung untuk berintegrasi.
h.      Dalam sistem sosial menuntut adanya otoritas (kewenangan) dan legitimasi (pengakuan).

Dari konsep tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa :
1.      Hakiakat manusia sebagai makhluk sosial adalah selalu hidup dalam keadaan saling ketergantungan dan saling memengaruhi satu dan lainnya.
2.      Adanya saling ketergantungan tersebut mendorong manusia untuk berhubungan dan berinteraksi dengan orang lain.
3.      Manusia tidak akan dapat hidup sendiri tanpa bantuan orang lain melalui interaksi sosial untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya.
4.      Akibat interaksi sosial, maka muncullah nilai-nilai dan norma-norma sosial, adat istiadat, ilmu pengetahuan, teknologi dan kebudayaan.
            Dari pola-pola hubungan kehidupan sosial diatas maka terbentuklah struktur sosial baik dalam kelompok maupun masyarakat yang akhirnya menentukan corak kehidupannya.

2.      Pendekatan Konflik
            Konflik adalah keadaan anggota masyarakat yang saling bertikai, bertentangan, dan bersaing dengan keinginan untuk saling menyingkirkan, menjatuhkan mengalahkan, hingga memusnahkan, walaupun harus menggunakan kekerasan  untuk mewujudkan keinginan tersebut. Pendekatan ini mengasumsikan kehidupan selalu berada dalam konflik.





            Para penganut aliran ini adalah Karl Marx, Ralf Dahrendorft, Frederict Engle, dan penganut Neo-Marxisme lainnya. Beberapa asumsi pendekatan ini adalah :
1.      Salah satu kelompok lebih berkuasa dibandingkan yang lain adalah sebuah kenyataan yang tidak dapat dihindari.
2.      Masyarakat merupakan suatu arena terjadinya konflik-konflik baik bersifat nyata (konflik manifes) dan yang tidak nyata (laten).
3.      Kelompok yang berkuasa menggunakan sistem kepercayaan yang ada, media massa dan sistem pendidikan untuk mempertahankan dan mengembangkan kekuasaannya.
4.       Dalam kondisi tercapainya konsensus, bentuk pencapaian tersebut bersifat semu atau samar sebab di dalamnya tersimpan konflik laten (konflik yang terpendam).
5.      Walaupun di dalam kehidupan sosial terdapat nilai dan norma, setiap langkah hidup manusia punya kecenderungan untuk melanggar, sehingga ketaatan masing-masing anggota masyarakat bersifat terpaksa.

MASYARAKAT SEBAGAI SISTEM
            Tidak ada definisi tunggal tentang masyarakat. Dikarenakan sifat manusia dalam sebuah kelompok yang dinamis. Akibatnya terjadi berbagai macam pendapat antara para pakar mengenai pengertian masyarakat. Beberapa definisi masyarakat dari para pakar sosiologi :
1.      Emile Durkheim
Masyarakat sebagai kenyataan objektif individu-individu yang merupakan anggota-anggotanya.
2.      Karl Marx
Melihat masyarakat sebagai struktur yang terdapat ketegangan sebagai akibat pertentangan antarkelas sosisal sebagai akibat pembagian nilai-nilai ekonomi yang tidak merata didalamnya.
3.      M.J.Herskovits
Masyarakat sebagai kelompok individu yang diorganisasikan dan mengikuti suatu cara hidup tertentu.
4.      J.L Gillin dan J.P Gillin
Memberikan batasan masyarakat sebagai kelompok yang tersebar dengan perasaan persatuan yang sama.
5.      Max Weber
Mengartikan masyarakat sebagai struktur atau aksi yang pada pokoknya ditentukan oleh harapan dan nilai-nilai yang dominan pada warganya.


6.      Selo Seomardjan
Mengartikan masyarakat sebagai orang-orang yang hoidup bersama dan menghasilkan kebudayaan.
7.      Paul B. Horton
Menjelaskan masyarakat secara panjang lebar. Menurutnya masyarakat merupakan sekumpulan manusia yang relative mandiri, hidup bersama cukup lama, mendiami wilayah tertentu, memiliki kebudayaan yang sama dan melakukan sebagian besar kegiatan dalam kelompok tersebut. Disisi lain dia menagatakan masrakat adalah organisasi manusia yang saling berhubungan satu dan lainnya.

            Terlepas dari berbagai pandangan yang berbeda tentang masyarakat yang dikemukakan para ahli, secara substansial terdapat titik temu yaitu masyarakat merupakan kumpulan manusia yang terairi dari komponen-komponen:
a.       Terdapat sejumlah orang yang  jumlahnya relatif besar, saling berinteraksi antara satu dan lainnya baik antar-individu, individu dan kelompok, maupun antar kelompok dalam satu kesatuan sosial yang menghasilkan produk kehidupan, yaitu kebudayaan.
b.      Menjadi struktur dan sistem sosial budaya, baik dalam skala kecil (mikro) maupun dalam skala besar/luas (makro) antarkelompok.
c.       Menempati kawasan tertentu dan hidup di dalam kawasan tersebut dalam waktu yang relatif lama hingga antargenerasi.
Dengan demikian, terdapat tiga persyaratan untuk membentuk masyarakat yaitu :
a.       Terdapat sekumpulan orang.
b.      Bermukim diwilayah tertentu dalam jangka waktu yang relatif lama.
c.       Akibat hidup di tempat tertentu dalam jangka waktu yang lama tersebut akhirnya menghasilkan pola-pola kelakuan yang sering disebut kebudayaan, seperti sistem nilai, sistem ilmu pengetahuan, dan benda-benda material.

Adapun Soerjono Seokamto mengemukakan bahwa ciri-ciri kehidupan masyarakat adalah:
a.       Manusia yang hidup bersama-sama sekurang-kurangnya terdiri atas dua orang individu.
b.      Bercampur atau bergaul dalam waktu yang cukup lama. Berkumpulnya manusia akan menimbulkan manusia-manusia baru dan sebagai akibat dari kehidupan bersama tersebut akan timbul sistem komunikasi dan peraturan:peraturan yang mengatur hubungan antarmanusia.
c.       Menyadari bahwa kehidupan mereka merupakan satu kesatuan.
d.      Merupakan sistem bersama yang menimbulkan kebudayaan sebagai akibat dari perasaan saling terkait antara satu dan lainnya.

STRUKTUR SOSIAL
            Struktur sosial dipahami sebagai suatu bangunan sosial yang terdiri dari berbagai unsur pembentukan masyarakat. Unsur-unsur ini saling berhubungan atara satu dengan yang lainnya secara fungsional. Dapat diartikan bahwa jika terjadi perubahan suatu unsur, maka akan mengalami perubahan juga. 
            Tiap unsur tersebut akan membentuk sistem atau pola hubungan yang menjadi roh dari struktur tersebut sekaligus menunjukkan dinamika sosial yang terjadi di dalamnya. Pola hubungan yang terjadi dari berbagai unsur kehidupan masyarakat ini akan menjadi ciri masyarakat tersebut mungkin berbeda dengan masyarakat lainnya.
           
            Koentjaraningrat menjelaskan bahwa struktur sosial adalah kerangka yang dapat menggambarkan kaitan berbagai unsur dalam masyarakat. Sementara itu, Soeleman B. Taneko menjelaskan bahwa struktur sosial adalah keseluruhan jalinan antara unsur-unsur sosial yang pokok yakni kaidah-kaidah sosial, lembaga-lembaga sosial, kelompok-kelompok sosial serta lapisan-lapisan sosial.
           
            Manusia memiliki dua keinginan yang selalu melekat di dalam dirinya, yaitu keinginan untuk menyatu dengan alam lingkungannya dan keinginan untuk menyatu dengan manusia lain dalam rangka memudahkan proses hidupnya. Dengan demikian, manusia memiliki kecenderungan untuk bersatu agar bisa saling berhubungan. Hubungan antara manusia satu dan lainnya tersebut disebut interaksi. Dari interaksi akan menghasilkan produk-produk interaksi, yaitu tata pergaulan yang berupa nilai dan norma yang berupa kebaikan dan keburukan dalam ukuran kelompok tersebut.
           
            Selain nilai, juga terdapat norma sebagai petunjuk arah untuk menentukan antara perilaku yang boleh dilakukan dan yang dilarang. Nilai merupakan cita-cita kehidupan kelompok itu sendiri, sebab nilai merupakan konsep tentang sesuatu yang baik, layak, patut, pantas, yang menjadi cita-cita bersama. Dan untuk mencapai cita-cita tersebut diperlukan kaidah-kaidah.
           
            Sebelum membahas secara panjang tentang struktur sosial apakah Anda tahu arti kata “sistem”. Sistem artinya hubungan saling terkait antara" bagian satu dan bagian lainnya yang berfungsi melakukan suatu mekanisme kerja untuk mencapai tujuan tertentu. Jika salah satu elemen atau komponen mengalami kerusakan fungsi dan peran, maka akan berpengaruh rusak komponen secara keseluruhan.

            Dalam pandangan ilmu-ilmu sosial, sistem sosial diartikan sebagai hubungan antara bagian-bagian (elemen-elemen) di dalam kehidupan masyarakat terutama tindakan-tindakan manusia, lembaga sosial, dan kelompok-kelompok sosial yang saling memengaruhi. Hubungan antar-elemen tersebut selanjutnya menghasilkan produk-produk interaksi itu sendiri, yaitu nilai-nilai dan norma-norma sosial yang keadaannya selalu dinamis. Berkaitan dengan hal tersebut, dalam ilmu sosial, masalah sosial bukanlah elemen yang berdiri sendiri, akan tetapi terkait dengan komponen lain.


KOMPONEN DALAM STRUKTUR SOSIAL
A.     Status dan Peranan
            Status atau kedudukan diartikan sebagai tempat atau posisi seseorang dalam suatu kelompok sosial, sehubungan dengan orang-orang lainnya dalam kelompok ini atau tempat suatu kelompok sehubungan dengan kelompok-kelompok lainnya di dalam kelompok yang lebih besar. Adapun kedudukan sosial artinya tempat seseorang secara umum dalam masyarakatnya sehubungan orang-orang lain, di dalam lingkungan pergaulannya, prestise (harga diri) dan hak-hak serta kewajibannya.

            Ada dua pengertian kedudukan sosial di dalam struktur sosial, (1) kedudukan berarti tempat seseorang dalam pola tertentu. Dalam pengertian ini berarti seseorang dikatakan mempunyai beberapa kedudukan, karena ia ikut serta dalam pelbagai pola-pola kehidupan.  (2) kedudukan diartikan sebagai kumpulan hak dan kewajiban yang jika secara nyata dapat dilihat dalam gejala seperti: perbedaan hak dan kewajiban antara manajer perusahaan dan para pekerja.

Jika dilihat proses memperolehnya, kedudukan dibedakan menjadi dua macam, yaitu;
1.      Kedudukan seseorang yang diperoleh dari bawaan (ascribed status) yang di antaranya kedudukan yang bersifat biologis seperti gender, dan kedudukan yang bersifat historis seperti keturunan pejabat tinggi, keturunan raja, dan sebagainya,
2.      Kedudukan yang diperoleh melalui usaha atau dengan disengaja (achieved status), seperti seseorang yang karena kegigihannya ia berhasil meraih gelar sarjana dari gelar tersebut menyebabkan ia diterima bekerja di sebuah perusahaan besar dengan gaji yang tinggi.

            Peranan merupakan pola tindakan atau perilaku yang diharapkan dari orang yang memiliki status tertentu, artinya jika seseorang melakukan hak-hak dan kewajibannya sesuai dengan kedudukannya, maka ia telah menjalankan peranan. Dalam hal ini, peranan dan kedudukan merupakan satu kesatuan tidak terpisahkan karena kesalingtergantungan satu dengan yang lainnya. Dengan demikian, dalam kehidupan sosial tidak ada kedudukan tanpa peranan dan tidak ada peranan tanpa kedudukan.

            Dengan demikian, peranan mengatur pola-pola perilaku seseorang dan batasan-batasan tertentu pada perilaku di dalam pola-pola kehidupan sosial. Oleh karena itu, hubungan sosial yang ada dalam masyarakat adalah hubungan antar peranan-peranan individu di dalam kehidupan kelompok. Peranan-peranan tersebut diatur oleh norma-norma yang berlaku di dalam masyarakat.

B.     Institusi (Lembaga) Sosial
            Lembaga sosial adalah alat untuk mengikat perilaku anggota masyarakat agar berperilaku sesuai dengan tatanan aturan yang menjadi kesepakatan kelompok sosial. Jika di kehidupan sosial terdapat tatanan perilaku yang digunakan untuk mengatur perilaku anggota-anggota masyarakatnya, maka tatanan perilaku tersebut tidak akan menghasilkan apa-apa jika tidak dilengkapi dengan lembaga sosial sebagai alat kontrol atas perilaku anggota masyarakat tersebut.

C.     Pelapisan Sosial
            Tidak ada manusia yang memiliki kualifikasi yang sama, termasuk di dalamnya adalah kemampuan untuk mengakses kebutuhan akan benda-benda yang memiliki nilai sosial ekonomi. Ketidaksamaan kualiftkasi manusia di dalam kehidupan sosial tersebut melahirkan perbedaan kepemilikan akan benda-benda berharga secara sosial ekonomi. Perbedaan besar kecilnya kemampuan akses atas dasar tatanan sosial tersebut tanpa disengaja menimbulkan pengelompokan atas dasar perbedaan kepemilikan benda-benda berharga. Gejala inilah akhirnya menimbulkan sistem pelapisan masyarakat secara hierarkis berbentuk piramida mengerucut ke atas.

D.     Kelompok Sosial (Social Group)
            Kelompok sosial merupakan akibat dari konsekuensi dari kedudukan manusia sebagai makhluk sosial yang selalu berkecenderungan berkelompok dengan manusia lainnya (gregoriusness). Akan tetapi, perbedaan dan persamaan karakter kepribadian, perbedaan kepentingan dan tujuan, perbedaan bahasa, adat istiadat, ras, suku, kegemaran masing-masing individu, dan sebagainya tidak sekadar menyebabkan kecenderungan manusia untuk berkelompok dengan manusia lainnya sebagai konsekuensi manusia berkedudukan sebagai makhluk sosial, akan tetapi gejala tersebut mengakibatkan pada pengelompokan manusia atas dasar ciri dan karakter tertentu yang berujung pada in group dan out group feeling.


E.     Dinamika Sosial
            Dinamika sosial merupakan salah satu penelaahan sosiologi yang membahas tentang perubahan-perubahan yang terjadi di dalam kehidupan sosial. Objek pembahasan ini meliputi:
1.      Pengendalian sosial (social control)
            Pengendalian sosial merupakan cara atau proses pengawasan baik yang direncanakan maupun yang tidak direncanakan untuk mengajak, mendidik, bahkan memaksa warga masyarakat agar para anggota masyarakat mematuhi norma dan nilai yang berlaku.
2.      Penyimpangan sosial (role expectation)
            Perilaku menyimpang adalah perilaku sejumlah besar orang yang dianggap tidak sesuai dengan norma dan nilai yang berlaku sehingga penyimpangan tersebut menimbulkan reaksi-reaksi tertentu seperti celaan, cemoohan, gunjingan masyarakat hingga menimbulkan hukuman.
3.      Mobilitas sosial (social mobility)
            Mobilitas sosial merupakan peristiwa sosial di mana individu atau kelompok bergerak atau berpindah kelas sosial satu ke lapisan sosial lainnya baik pergerakan itu mengarah pada gerak sosial dari lapisan sosial bawah bergerak ke atas atau sebaliknya, yaitu bergerak ke bawah.

4.      Perubahan sosial (social change)
            Perubahan sosial adalah pergeseran nilai-nilai, norma-norma sosial, pola-pola perilaku organisasi, susunan lembaga kemasyarakatan, pelapisan sosial, kekuasaan dan wewenang, interaksi sosial, dan sebagainva. Perubahan sosial disebut juga transformasi sosial.


MASALAH SOSIAL
            Objek kajian sosiologi adalah yang pokok adalah interaksi sosial yang di dalamnya dibahas berbagai hubungan antar-elemen sosial. Hubungan antar elemen ini dipilah menjadi dua, yaitu keteraturan sosial (social order) dan ketidakteraturan sosial (social disorder).

            Ketidakteraturan sosial ini sering disebut patologi sosial. Patologi sosial sebagai bagian objek kajian dari sosiologi seringkali disebut dengan masalah sosial. Dalam hal ini, Sorjono Soekamto membuat kriteria masalah sosial di antaranya:



1.      Faktor ekonomi terdapat masalah kemiskinan, yang dalam hal ini kemiskinan dibedakan menjadi dua, yaitu kemiskinan struktural dan kemiskinan absolut.
2.      Faktor biologis yang di dalamnya terdapat persoalan yang harus dipecahkan seperti masalah endemis atau penyakit menular sebagaimana terjadi dewasa ini, yaitu kasus flu burung, virus SARS, HIV, penyakit kelamin yang menyerang di beberapa daerah,
3.      Faktor psikologis, seperti depresi, stres, gangguan jiwa, gila, tekanan batin, kesejahteraan jiwa, dan sebagainya,
4.      Faktor sosial dan kebudayaan, seperti perceraian, masalah kriminal, pelecehan seksual, kenakalan remaja, konflik ras, krisis moneter, dari sebagainya.

            Dalam hal ini, sosiologi menekankan objek pembahasannya pada akar permasalahan tersebut, mencari alternatif pemecahannya sehingga kehidupan sosial mencapai titik keteraturannya kembali. Persoalan yang harus dicari jawabannya adalah mengapa manusia melakukan kesalahan-kesalahan atau penyimpangan-penyimpangan yang menyebabkan ketidakteraturan sosial.

BEBERAPA CONTOH MASALAH SOSIAL
A.     Kemiskinan
            Mengapa dalam kehidupan sosial selalu terdapat sekelompok besar orang-orang yang hidup di dalam garis kemiskinan, sedangkan di pihak lain terdapat sekelompok orang yang hidup dalam ambang batas kelebihan dalam standar kehidupan sosial. Ketimpangan ekonomi sering kali menimbulkan tindak kejahatan manusia, sebab kemiskinan sering mendorong manusia untuk melakukan penyimpangan seperti mencuri, mencopet, merampok hingga sampai dalam bentuk pembunuhan.

B.     Kejahatan
            Kejahatan yang dimaksud dalam objek kajian ini bukan saja terfokus pada tingkah laku atau tingkah pekerti seseorang atau sekelompok orang yang menyakiti atau merugikan orang atau kelompok lain saja. Korupsi, pemalsuan, dan penipuan yang merugikan kehidupan seseorang atau sekelompok orang juga termasuk di dalamnya.

C.     Disorganisasi Keluarga
            Disorganisasi keluarga dapat disebut juga perpecahan keutuhan keluarga (broken home). Keluarga dikatakan mengalami disorganisasi atau pecah jika antar anggota keluarga sudah menyimpang dari norma-norma dan nilai-nilai yang berlaku di dalam keluarga tersebut. Bentuk penyimpangan tersebut bisa saja seorang suami menganiaya istrinya atau sebaliknya, anak-anak melakukan perlawanan terhadap orang tua, atau melakukan pelanggaran atas aturan keluarga, dan sebagainya.

D.     Masalah Remaja
            Masa remaja adalah fase perkembangan anak yang menginjak antara raasa anak-anak ke masa dewasa. Masa tersebut dianggap juga sebagai masa transisi.

E.     Peperangan
            Peperangan adalah salah satu gejala sosial di mana terdapat lebih dari satu kelompok manusia yang berambisi untuk saling serang dengan demi memperoleh kemenangan. Akibat perang bisa kompleks baik bagi pi- hak yang menang perang maupun pihak yang kalah dalam peperangan. Akibat sosialnya biasanya berupa perubahan-perubahan yang ada pada struktur sosial masyarakatnya, seperti perubahan nilai, kaidah sosial, pelapisan sosial, sistem pemerintahan, dan sebagainya.

F.      Kelainan Seksual
            Yang disebut kelainan seksual adalah kecenderungan manusia untuk lebih tertarik kepada lawan jenis. Kelainan seksual berbeda dengan penyimpangan seksual. Penyimpangan seksual lebih terfokus pada perilaku seksual di luar norma-norma yang membenarkan tindakan seks, seperti dalam agama, seks harus dilakukan melalui aturan yang disebut pernikahan.

G.    Masalah Kependudukan
            Masalah kependudukan yang pokok biasanya terfokus pada pertambahan penduduk yang terus bertambah dari tahun ke tahun. Jika tingkat natalitas (kelahiran) tinggi, maka jelas akan menunjukkan per- tambahan jumlah penduduk, akan tetapi jika angka mortalitas menurun, maka hal ini menunjukkan adanya jumlah pengurangan.

H.    Masalah Gender
            Masalah gender, tidak hanya menyangkut persoalan jenis kelainin antara laki-laki dan perempuan. Akan tetapi istilah gender lebih merujuk pada aspek sosiologis, di mana antara wanita dan pria memiliki peran dan kedudukan yang berbeda.




I.       Masalah Kekerasan
            Pada masa lalu kekerasan justru dianggap sebagai salah satu alat untuk menciptakan keaisiplinan di dalam lembaga sosial tertentu seperti di dalam lembaga keluarga, lembaga pendidikan, dan pelatihan tertentu. Lebih-lebih dalam pelatihan yang berbau kemiliteran. Hingga dalam dunia pendidikan sering kali dijumpai oknum guru menjewer atau menempeleng anak didiknya agar bertindak disiplin dalam pe- laksanaan belajar.

            Akan tetapi, dalam struktur masyarakat modern yang demokratis, dengan isu hak asasi manusia (HAM), kekerasan ditempatkan sebagai salah satu bentuk penyimpangan dan pelanggaran HAM. Banyak sekali dijumpai gejala kekerasan di dalam masyarakat kita, terutama kekerasan di dalam rumah tangga, kekerasan pada anak, kekerasan di dalam dunia pendidikan baik pendidikan militer dan semimiliter, ataupun kekerasan antar kelompok.






















Kesimpulan
            Realitas sosial budaya mengandung arti kenyataan-kenyataan sosial budaya di sekitar lingkungan masyarakat tertentu. Misalkan di jalan raya kamu melihat orang berlalu-lalang, baik yang mengendarai kendaraan bermotor atau para pejalan kaki. Contoh tersebut dikenal sebagai realitas sosial di masyarakat. Sebagai kumpulan mahluk yang dinamis, kita senantiasa menemukan realitas social dalam masyarakat.
           
            Masyarakat terbentuk karena manusia menggunakan pikiran, perasaan dan keinginannya dalam memberikan reaksi terhadap lingkungannya. Hal ini terjadi karena manusia mempunyai dua keinginan pokok yaitu, keinginan untuk menjadi satu dengan manusia lainnya dan keinginan untuk menyatu dengan lingkungan alamnya.

Menurut Soerjono Soekanto, merumuskan beberapa ciri masyarakat sebagai berikut:
1.      Masyarakat merupakan manusia yang hidup bersama. Tingkatan hidup bersama ini bisa dalam dimulai dari kelompok
2.      Hidup bersama untuk waktu yang cukup lama. Dalam hidup bersama ini akan terjadi interaksi. Interaksi yang berlangsung terus menerus akan melahirkan sistem interaksi yang akan nampak dalam peraturan-peraturan yang mengatur hubungan antara manusia.
3.      Mereka sadar bahwa mereka merupakan satu kesatuan
4.      Mereka merupakan satu sistem hidup bersama. Sistem kehidupan bersama menimbulkan kebudayaan karena setiap anggota kelompok merasa dirinya terkait satu dengan yang lainnya.
5.      Masyarakat sebagai sistem sosial.

·         Sistem sosial
            Adalah suatu sistem yang terdiri dari elemen-elemen sosial yang terdiri dari tindakan sosial yang dilakukan individu yang berinteraksi satu dengan lainnya dan bersosialisasi sehingga tercipta hubungan-hubungan sosial. Keseluruhan hubungan sosial tersebut membentuk struktur sosial dalam kelompok maupun masyarakat yang akhirnya akan menentukan corak masyarakat tersebut.

·         Struktur sosial
            Struktur sosial mencakup susunan status dan peran yang terdapat di dalam satuan sosial, ditambah nilai-nilai dan norma-norma yang mengatur interaksi antar status dan peran sosial. Didalam struktur sosial terdapat unsur-unsur sosial, kelompok-kelompok sosial dan lapisan-lapisan sosial. Unsur-unsur sosial terbentuk, berkembang, dan dipelajari oleh individu dalam masyarakat melalui proses sosial. Proses sosial adalah hubungan timbal balik antara bidang-bidang kehidupan dalam masyarakat dan memahami norma-norma yang berlaku.

·         Organisasi Sosial
            Organisasi sosial adalah cara-cara perilaku masyarakat yang terorganisir secara sosial. Dengan kata lain, organisasi sosial merupakan jaringan hubungan antar warga masyarakat yang bersangkutan di dalam suatu tempat dan dalam waktu yang relatif lama. Di dalam organisasi sosial terdapat unsur-unsur seperti kelompok dan perkumpulan, lembaga sosal, peranan dan kelas-kelas sosial.

·         Dinamika Sosial
            Dinamika sosial adalah penelaahan tentang perubahan-perubahan yang terjadi didalam fakta-fakta sosial yang saling berhubungan satu dengan lainnya, meliputi pengendalian sosial, penyimpangan sosial, mobilitas sosial, dan perubahan sosial.

·         Masalah Sosial
            Masalah sosial adalah gejala atau fenomena sosial yang tidak sesuai antara apa yang dikehendaki masyarakat dengan apa yang terjadi. Beberapa masalah sosial penting yang sering muncul dalam kehidupan di masyarakat diantaranya; kemiskinan, kejahatan, disorganisas keluarga, masalah remaja, masalah kelainan seksual dan masalah kependudukan.





1 komentar:

  1. Assalamualaikum, sepertinya sumber yang ada pakai dalam artikel anda dari buku pengantar sosiologi yah...sumber anda sama dengan sumber yang ada di website http://www.learniseasy.com...terima kasih untuk tambahan artikelnnya...

    BalasHapus