Senin, 17 Desember 2012

MANUSIA DAN HARAPAN


BAB I
PENDAHULUAN
A.   Latar Belakang
Setiap manusia mempunyai harapan. Manusia yang tanpa harapan, berarti manusia itu mati dalam hidup. Orang yang akan meninggal sekalipun mempunyai harapan, biasanya berupa pesan-pesan kepada ahli warisnya.
Harapan tersebut tergantung pada pengetahuan, pengalaman, lingkungan hidup, dan kemampuan masing-masing, Misalnya, Budi yang hanya mampu membeli sepeda, biasanya tidak mempunyai harapan untuk membeli mobil. Seorang yang mempunyai harapan yang berlebihan tentu menjadi buah tertawaan orang banyak, atau orang itu seperti peribahasa “Si pungguk merindukan bulan”
Berhasil atau tidaknya suatu harapan tergantung pada usaha orang yang mempunyai harapan, misalnya Rafiq mengharapkan nilai A dalam ujian yang akan datang, tetapi tidak ada usaha, tidak pernah hadir kuliah. Ia menghadapi ujian dengan santai. Bagaimana Rafiq memperoleh nilai A. luluspun mungkin tidak.
Harapan harus berdasarkan kepercayaan, baik kepercayaan pada diri sendiri, maupun kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Agar harapan terwujud, maka perlu usaha dengan sungguh-sungguh. Manusia wajib selalu berdoa. Karena usaha dan doa merupakan sarana terkabulnya harapan.
Harapan berasal dan kata harap yang berarti keinginan supaya sesuatu terjadi; sehingga harapan berarti sesuatu yang diinginkan dapat terjadi. Dengan demikian harapan menyangkut masa depan.Jadi untuk mewujudkan harapan itu harus disertai dengan usaha yang sesuai dengan apa yang diharapkan Bila dibandingkan dengan cita-cita , maka harapan mengandung pengertian tidak terlalu muluk: sedangkan cita-cita pada umumnya perlu setinggi bintang. Antar harapan dan cita-cita terdapat persamaam yaitu :
·         Keduanya menyangkut masa depan karena belum terwujud
·         Pada umumnya dengan cita-cita maupun harapan orang menginginkan hal yang lebih baik atau meningkat.
B.   Rumusan Masalah
Berdasarkan penjelasan diatas, kami dapat merangkum beberapa rumusan masalah yang diangkat antara lain :
1.   Pengertian Manusia
2.   Pengertian Harapan
3.   Macam-macam Harapan
4.      Penyebab Manusia Mempunyai Harapan
5.   Faktor Pendukung Harapan
6.   Faktor Penghambat Harapan
7.   Dampak & Penanggulangan Jika Harapan Tidak Tercapai



BAB II
PEMBAHASAN
A.   MANUSIA
Manusia atau orang dapat diartikan berbeda-beda dari segi biologis, rohani, dan istilah kebudayaan, atau secara campuran. Secara biologis, manusia diklasifikasikan sebagai Homo sapiens (Bahasa Latin yang berarti "manusia yang tahu"), sebuah spesies primata dari golongan mamalia yang dilengkapi otak berkemampuan tinggi. Dalam hal kerohanian, mereka dijelaskan menggunakan konsep jiwa yang bervariasi di mana, dalam agama, dimengerti dalam hubungannya dengan kekuatan ketuhanan atau makhluk hidup; dalam mitos, mereka juga seringkali dibandingkan dengan ras lain. Dalam antropologi kebudayaan, mereka dijelaskan berdasarkan penggunaan bahasanya, organisasi mereka dalam masyarakat majemuk serta perkembangan teknologinya, dan terutama berdasarkan kemampuannya untuk membentuk kelompok dan lembaga untuk dukungan satu sama lain serta pertolongan. 
Penggolongan manusia yang paling utama adalah berdasarkan jenis kelaminnya. Secara alaMANUSIAmiah, jenis kelamin seorang anak yang baru lahir entah laki-laki atau perempuan. Anak muda laki-laki dikenal sebagai putra dan laki-laki dewasa sebagai pria. Anak muda perempuan dikenal sebagai putri dan perempuan dewasa sebagai wanita.
B.   HARAPAN
Harapan atau asa adalah bentuk dasar dari kepercayaan akan sesuatu yang diinginkan akan didapatkan atau suatu kejadian akan bebuah kebaikan di waktu yang akan datang. Pada umumnya harapan berbentuk abstrak, tidak tampak, namun diyakini bahkan terkadang, dibatin dan dijadikan sugesti agar terwujud. Namun ada kalanya harapan tertumpu pada seseorang atau sesuatu. Pada praktiknya banyak orang mencoba menjadikan harapannya menjadi nyata dengan cara berdoa atau berusaha.
Beberapa pendapat menyatakan bahwa esensi harapan berbeda dengan "berpikir positif" yang merupakan salah satu cara terapi/proses sistematis dalam psikologi untuk menangkal "pikiran negatif" atau "berpikir pesimis".
Kalimat lain "harapan palsu" adalah kondisi dimana harapan dianggap tidak memiliki dasar kuat atau berdasarkan khayalan serta kesempatan harapan tersebut menjadi nyata sangatlah kecil.
Harapan berasal dari kata harap yang berarti keinginan supaya sesuatu terjadi; sehingga harapan berarti sesuatu yang diinginkan dapat terjadi. Dengan demikian harapan menyangkut masa depan.
Setiap manusia mempunyai harapan. Manusia yang tanpa harapan, berarti manusia itu mati dalam hidup. Orang yang akan meninggal sekalipun mempunyai harapan, biasanya berupa pesan-pesan kepada ahli warisnya. Harapan tersebut tergantung pada pengetahuan, pengalaman, lingkungan hidup, dan kemampuan masing-masing. Berhasil atau tidaknya suatu harapan tergantung pada usaha orang yang mempunyai harapan. Harapan harus berdasarkan kepercayaan, baik kepercayaan pada diri sendiri, maupun kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Agar harapan terwujud, maka perlu usaha dengan sungguh-sungguh. Manusia wajib selalu berdoa. Karena usaha dan doa merupakan sarana terkabulnya harapan.

C.   Macam – Macam Harapan
Menurut Abraham Maslow mengkategorikan kebutuhan manusia menjadi lima macam. Lima macam kebutuhan manusia itu merupakan lima harapan manusia. Lima macam harapan itu ialah :
  • Harapan untuk memperoleh kelangsungan hidup (survival). 
  • Harapan untuk memperoleh keamanan (safety). 
  • Harapan untuk memiliki hak dan kewajiban untuk mencintai dan dicintai (beloving and love). 
  • Harapan memperoleh status atau untuk diterima atau di akui lingkungan. 
  • Harapan untuk memperoleh perwujudan dan cita-cita (self actualization).

D.  Penyebab Manusia Mempunyai Harapan
Apa sebab manusia mempunyai harapan ?
  • Dorongan kodrat
  • Dorongan kebutuhan hidup
  • Kelangsungan hidup (survival)
  • Keamanan
  • Hak dan kewajiban mencintai dan discintai
  • Perwujudan cita – cita

E.   Faktor Pendukung Harapan
Harapan adalah awal dari sebuah alur hidup. Alur tersebut tidak akan pernah selesai dengan tuntas dan menghasilkan apa yang diharapkan jika tidak ada upaya-upaya yang jelas untuk mewudujkan harapan tersebut.
Ø  Hal pertama yang harus dilakukan untuk mewujudkan harapa adalah mendefinisikan harapan menjadi target-target pencapaian.
Ø  Target-target yang definisikan harus visible 
Artinya harus mungkin dapat dicapai artinya sumber daya yang diperlukan dan usaha-usaha yang harus dilakukan untuk mewujudkan harapan seperti waktu, tenaga, biaya, materi pendukung dan sumber daya lainnya ada dan mungkin untuk disediakan.
Ø  Tetapkan target yang jelas
Target menjadikan upaya untuk mewujudkan harapan menjadi lebih terarah dan lebih fokus.
Ø  Batasan atau konstrain
Dalam kehidupan, manusia tidak terlepas dari batasan-batasan atau kontrain. Hal yang umum menjadi konstrain adalah waktu, biaya, dan sumber daya. Batasan atau konstrain akan menentukan langkah-langkah yang akan akan diambil. Dengan konstrain langkah-langkah menjadi lebih terseleksi.

Ø  Dorongan kodrat
Kodrat ialah sifat, keadaan, atau pcmbawaan alamiah yang sudah terjelma dalam diri manusia sejak manusia itu diciptakan oleh Tuhan. Misalnya menangis, bergembira, berpikir, berjalan, berkata, mempunyai keturunan dan sebagainya. Setiap manusia mempunyai kemampuan untuk itu semua.
Dorongan kodrat menyebabkan manusia mempunyai keinginan atau harapan, misalnya menangis, tertawa, bergembira, dan scbagainya. Seperti halnya orang yang menonton Pertunjukan lawak, mereka ingin tertawa, pelawak juga mengharapkan agar penonton tertawa terbahak-bahak. Apabila penonton tidak tertawa, harapan kedua belah pihak gagal, justru sedihlah mereka.
Kodrat juga terdapat pada binatang dan tumbuh-tumbuhan, karena binatang dan tumbuhan perlu makan, berkembang biak dan mati. Yang mirip dengan kodrat manusia ialah kodrat binatang, walau bagaimanapun juga besar sekali perbedaannya. Perbedaan antara kedua mahluk itu, ialah bahwa manusia memiliki budi dan kehendak. Budi ialah akal, kemampuan untuk memilih. Kedua hal tersebut tidak dapat dipisahkan, sebab bila orang akan memilih, ia harus mengetahui lebih dahulu barang yang dipilihnya. Dcngan budinya manusia dapat mengetahui mana yang baik dan mana yang buruk, mana yang benar dan mana yang salah, dan dengan kehendaknya manusia dapat memilih. Dalam diri manusia masing-masing sudah terjelma sifat, kodrat pembawaan dan kemampuan untuk hidup bergaul, hidup bermasyarakat atau hidup bersama dengan manusia lain. Dengan kodrat ini, maka manusia mempunyai harapan.
Ø  Dorongan kebutuhan hidup
Sudah kodrat pula bahwa manusia mempunyai bermacam-macam kebutuhan hidup. Kebutuhan hidup itu pada garis besamya dapat dibedakan atas : kebutuhan jasmani dan kebutuhan rohani Kebutuhan jasmaniah misalnya ; makan, minum, pakaian, rumah. (sandang, pangan, dan papan), ketenangan, hiburan, dan keberhasilan. Untuk memenuhi semua kebutuhan itu manusia bekerja sama dengan manusia lain. Hal ini disebabkan, kemampuan manusia sangat terbatas, baik kemampuan fisik/jasmaniah maupun kemampuan berpikirnya.
Dengan adanya dorongan kodrat dan dorongan kebutuhan hidup itu maka manusia mempunyai harapan. Pada hakekatnya harapan itu adalah keinginan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Menurut Abraham Maslow sesuai dengan kodratnya harapan manusia atau kebutuhan manusia itu ialah :
a)   kelangsungan hidup (survival)
b)   keamanan ( safety )
c)   hak dan kewajiban mencintai dan dicintai (be loving and love)
d)   diakui lingkungan (status)
e)   perwujudan cita-cita (self actualization)


F.   Faktor Penghambat Harapan
1.   Sumber daya waktu
Waktu yang kita miliki terbatas. Waktu sangat mahal. Karena waktu tidak dapat dikembalikan. Perjalanan hidup di dunia adalah perjalanana dalam lorong waktu. Jika waktu hanya habis oleh harapan-harapan yang tidak pernah diupayakan untuk dicapai, maka sia-sia saja hidup di dunia ini. Hidup di dunia hanya sekali. Satu kali kesempatan untuk mengumpulkan bekal untuk kehidupan yang abadi, akhirat.
2.      Sumber daya materi seperti uang, dan barang
Sumber daya uang atau barang meski terbatas tapi dapat diupayakan keberadaannya. Dengan mengenali kemampuan diri dan target yang sesuai maka keterbatasan sumber daya materi tidak lagi menjadi halangan bagi pencapaian harapan kita.
3.      Sumber daya manusia 
Sumber daya manusia adalah aktor utama dalam pencapaian sebuah harapan. Manusia adalah asal dari harapan, penggerak, pelaksana, dan pencapai harapan. Hanya sumber daya manusia yang memiliki ilmu dan ketaqwaan disertai dengan usaha yang tekun yang akan mampu mewujudkan harapan-harapannya.

G.  Dampak & Penanggulangan Jika Harapan Tidak Tercapai
Dengan memiliki harapan manusia memiliki semangat hidup untuk meraih harapan nya. Namun pada kenyatan nya ada harapan manusia tidak semua memiliki dampak baik bagi manusia itu sendiri, ini di sebabkan karena beberapa hal, pertama harapan mereka yang terlalu tinggi yang tidak mungkin bisa didapat kan nya, lalu ketika mereka sedang berusaha meraih harapan itu ada suatu kejadian atau musibah sehingga manusia itu gagal atau tidak biasa meraih harapan itu. Maka dampak nya beruapa depresi/frustasi dan akhirnya ada yang bunuh diri, dan ada juga mereka yang berubah sifat karakter mereka, gaya hidup serta kepribadian mereka. Itu dampak buruk dari harapn apabila tidak tercapai. Dalam hal ini tidak semua harapan dan keinginan berdampak positif bagi manusia. Tetapi itu semua kembali lagi kepada diri manusia itu sendiri. Dalam menggapai harapan kita harus berusaha dengan gigih dan berdoa untuk mengapai nya. Namun apabila tadak tercapai, hendak lah kita untuk tidak cepat berputus asa. Apabila semua harapan yang telah perjuangkan dengan sungguh-sungguh tidak tercapai.










BAB III
PENUTUP
Harapan itu bersifat manusiawi dan berhak dimiliki semua orang. Manusia tidak bisa terlepas dari harapan. Harapan adalah bagian hidup dari manusia. Manusia yang tidak memiliki harapan sama saja seperti orang yang mati. Harapan adalah awal menuju tujuan hidup manusia yang bermacam-macam.
Jika manusia mengingat bahwa kehidupan tidak hanya di dunia saja namun di akhirat juga, maka sudah selayaknya “harapan” manusia untuk hidup berikutnya ditempat tersebut juga akan mendapatkan kebahagiaan. Dengan begitu manusia dapat menyelaraskan kehidupan antara dunia dan akhirat dan selalu berharap bahwa “hari esok lebih baik dari pada hari ini dan menjadikan masa lalu sebagai cermin untuk meraih masa depan yang lebih baik”, namun kita harus sadar bahwa harapan tidak selamanya menjadi kenyataan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar